Thursday 27 October 2011

Wapres : “….keseimbangan itu masih pas-pasan….”

GORONTALO - Kondisi pangan nasional masih cukup berimbang dengan jumlah penduduk, sehingga ketahanan pangan perlu dikuatkan lagi, mengingat jumlah penduduk Indonesia terus bertambah setiap tahunnya. Keseimbangan yang masih pas-pasan itu diperlukan sebuah langkah sistematis untuk mengatasi kerawanan pangan yang masih saja menghantui masyarakat Indonesia.
Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 31 tahun 2011 yang dipusatkan di Desa Moutong, Kecamatan Tilong Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo dibuka Wakil Presiden RI, Budiono 21 Oktober 2011. Menurutnya, sebagai sebuah negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan alam melimpah, namun dalam pengelolaan, pemanfaatan dan pengembangannya membutuhkan teknologi tepat guna. Keyakinannya dengan memanfaatkan teknologi tepat guna bisa membuat SDA yang melimpah dapat bermanfaat secara optimal bagi ketahanan pangan Indonesia.
Lebih lanjut ditegaskan bahwa prioritas pemerintah saat ini menyediakan ketersediaan pangan secara aman bagi kepentingan nasional dan dunia. Indonesia harus aman di bidang pangan. Resikonya cukup besar jika Indonesia hanya puas dengan kondisi pangan seperti sekarang ini yang pas-pasan dan terus dihantui kerawanan pangan. Kedepan pengembangan ketersediaan pangan, terutama kebutuhan pokok tidak hanya diarahkan untuk swasembada, tetapi juga ke surplus produksi. Tidak mudah memang, untuk menciptakan ketersediaan pangan yang lestari, dibutuhkan kerja keras dan langkah sistematis yang terkoordinasi dengan bagus. Kuncinya bagimana menyebarkan teknologi dari hulu sampai hilir tersebut untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Suswono juga mengatakan bahwa HPS merupakan kegiatan rutin untuk memperkuat kerjasama dan koordinasi secara nasional dalam penyediaan ketahanan pangan di tanah air. “HPS merupakan momentum penting bahwa perwujudan ketahanan pangan menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa”, tegasnya. Perubahan iklim global dan krisis ekonomi menjadi ancaman tersendiri bagi ketahanan pangan di Indoensia dan dunia. Produksi pangan belum sepenuhnya menggunakan teknologi sehingga dibutuhkan teknologi yang adaptif terhadap perubahan iklim karena iklim tak mungkin dikendalikan, ujarnya.

Panen Padi Melimpah 30%, Berkat Tanam Inpari 4 dan Inpari 7

MADIUN - Untuk mendukung SL-PTT, BPTP Jatim menyelenggarakan demfarm dengan pendekatan PTT pada padi sawah di Desa Tiron, Kecamatan Madiun mampu berproduksi 10,20 ton/ha dengan menggunakan varietas Inpari 7, jauh lebih tinggi dari cara petani yang hanya sekitar 7,30 ton/ha dengan menggunakan varietas lain. Sebelum pelaksanaan demfarm, bahkan petani hanya panen 3-4 ton/ha dengan menggunakan varietas lain karena serangan hama Wereng Batang Coklat (WBC)
Bupati Madiun dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan adanya demfarm padi sawah menggunakan Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari 7 melalui program SL-PTT Tanaman Pangan dapat meningkatkan produktivitas padi 30%, sehingga sekaligus dapat meningkatkan pendapatan petani. Beliau berharap VUB Inpari digunakan petani pada musim tanam selanjutnya dengan penerapan PTT.
Demfarm ini menerapkan komponen VUB Inpari 4 dan Inpari 7, serta display Varietas Unggul Baru  (VUB) Inpari 1, 5, 6, 10 dan 13. Cara tanam dengan jajar legowo 2 : 1, jumlah bibit 2 - 3 per lubang, pemupukan  berimbang berdasarkan BWD dan PUTS, serta pengendalian hama dan penyakit dengan prinsip PHT.
Guna menyebarluaskan hasil kegiatan demfarm padi sawah, dilaksanakan sebuah acara Temu Lapang dan Gelar Teknologi pada tanggal 11 Oktober 2011 di Desa Tiron, Kecamatan Madiun yang diselenggarakan kerjasama BPTP Jawa Timur dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Madiun.
Dalam acara temu lapang dilakukan panen raya oleh Bupati Madiun, Kepala BPTP Jawa Timur dan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, temu wicara, serta bantuan benih padi hibrida varietas Sembada B-168 yang disampaikan oleh Bupati Madiun dan benih padi inhibrida varietas unggul baru Inpari 13 yang disampaikan oleh Kepala BPTP Jawa Timur kepada ketua kelompok tani “Tiron Maju II”, Desa Tiron, Kecamatan Madiun.Temu Lapang dilengkapi dengan stand pameran dari BPTP Jawa Timur, PT Petrokimia Gresik dan 2 mitra usaha pertanian. Temu lapang juga dihadiri oleh Ketua DPRD Kab. Madiun, Asisten II Kabupaten Madiun, Kepala Dinas Perhubungan Kab Madiun, Kepala Dinas Dinas Koperasi & Perdagangan Kab. Madiun, Kepala Kantor Badan Ketahanan Pangan Kab. Madiun, Camat Madiun Kab. Madiun, Kepala UPT BPP se Kab. Madiun, Penyuluh, Mantri Tani, POPT se Kabupaten Madiun, Kepala Desa se Kec. Madiun, Ketua & Sekretaris Gapoktan Kecamatan se Kab. Madiun serta masyarakat tani Kecamatan Madiun.
Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur

Cukupkah Pangan Untuk Bangsa Indonesia?

Demikian penggalan inti dari Pidato Wakil Presiden (Wapres) RI pada acara Pembukaan Hari Pangan Sedunia (HPS)  tanggal 20 Oktober 2011 di Kabupaten Bone Bolango, provinsi Gorontalo. Kunjungan Wapres pada acara HPS tersebut disertai Menteri Pertanian, Perwakilan FAO James Mc Grane, perwakilan 21 negara sahabat, serta sejumlah Gubernur di Indonesia. Saat ini penduduk dunia mencapai hampir 7 milyar orang dan tahun 2050 diperkirakan mencapai 9,5 milyar orang. Kita belum aman dalam hal penyediaan pangan, ke depan kerawanan pangan akan terus menghantui kita.
Wapres mengatakan untuk mengatasi kerawanan pangan diperlukan pemanfaatan teknologi yang tepat dan pengelolaan sumberdaya yang baik untuk menghasilkan pangan yang cukup bagi bangsa Indonesia.
Pada Acara HPS tersebut Badan Litbang Pertanian menampilkan berbagai inovasi teknologi yang dikelompokkan pada empat cluster yaitu 1. Cluster Rumah Pangan Lestari (RPL), 2. Cluster Pangan Fungsional, 3. Cluster Swasembada Pangan, dan 4. Cluster Tanaman Obat dan Aromatik.
Dalam kunjungan Wapres ke lahan Gelar Teknologi Badan Litbang Pertanian, beliau sangat tertarik dengan penampilan berbagai tanaman sayuran dan biofarmaka yang ada di hamparan RPL. Selain itu, Wapres berkesempatan mendengarkan penjelasan tentang kemajuan penelitian kedelai, padi dan jagung. Pada kesempatan ini Wapres sempat memetik polong kedelai muda dan memakannya. Pada tanaman jagung, Wapres sempat memegang tanaman jagung yang memiliki tongkol dua dan berdiskusi dengan peneliti jagung.  Hal yang menarik dari acara HPS tersebut, Wapres sangat memperhatikan kemajuan riset di bidang pertanian dan bagaimana hasil riset tersebut segera disebarkan kepada petani serta sampai di lahan petani.
Sumber : Pusat Penelitian Tanaman Pangan

Rumah Pangan Lestari menjadi Primadona di HPS Gorontalo

Model Rumah Pangan Lestari (RPL) di tengah hamparan Gelar Teknologi pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) di Bone Bolango, Gorontalo, 18-22 Oktober 2011 merupakan salah satu kegiatan yang menjadi primadona, sarat manfaat dan langsung mengena pada sasaran. Badan Litbang Pertanian menampilkan RPL di Gelar Teknologi HPS yang memiliki sub tema ‘Pemberdayaan Keluarga untuk Mengatasi Harga Pangan Menuju Ketahanan Pangan’.
Konsep Rumah Pangan Lestari tidak sekedar pemanfaatan pekarangan. Empat prinsip RPL adalah: kemandirian pangan, diversifikasi pangan berbasis sumber pangan lokal, pelestarian sumber daya genetik pangan dan kebun bibit desa (KBD). Sinergi antar pendukung gelar teknologi telah mewujudkan contoh RPL yang mudah dipahami dan ditiru. Badan Litbang Kelautan dan Perikanan berkontribusi dengan teknik akuaponik. Menurut penelitinya teknik akuaponik mengintegrasikan teknologi pemeliharaan ikan sebagai basis pokok budidaya dimana air yang telah terpakai sebagai media penyubur pada penanaman sayuran karena air yang dialirkan mengandung pupuk NPK.
Pengunjung mendapat penjelasan dan peragaan tentang KBD, berbagai macam cara budidaya tanaman (bedengan, vertikultur, pot/polibag), budidaya ikan dalam kolam terpal, dan pemeliharaan unggas dan kambing dalam kandang, yang memudahkan peminat merancang penerapan RPL di mana saja kendati bangunan rumah dan kondisi halaman berbeda. Kebun bibit merupakan nyawa RPL, karena dari situlah distribusi benih/bibit berlangsung. Secara mudah, bibit diproduksi kemudian dikirim ke rumah-rumah.
Dalam kunjungannya ke Model RPL, Wapres beserta Ibu Herawati menyemai benih sayuran. Wapres menyatakan agar RPL ini bisa dikembangkan di mana-mana dengan benih yang kita produksi sendiri. Model RPL menjadi favorit kunjungan. Pengunjung berasal dari kalangan petani, penyuluh, pegawai Pemda, pelajar dari TK sampai SLTA, dan warga masyarakat. Pasca HPS, Model RPL selayaknya dilanjutkan sebagai percontohan dan lokasi tersebut menjadi objek agrowidyawisata.
Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Dr. Haryono :”… diluar dugaan, INPARI 13 di Gunung Kidul mampu mencapai 10,5 ton.”

Dr. Haryono bersama-sama Sri Sultan HB ke X, Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan Bupati Gunungkidul yang didampingi Kepala BPTP DIY melakukan panen perdana varietas benih unggul INPARI 13 di Dusun Gelaran, Desa Bejihardjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul (25/10).  Hamparan sawah yang ditanami INPARI 13 itu diperkenalkan kepada petani melalui Model Pengembangan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi (MP3MI) yang bersebelahan dengan kawasan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT).
Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono dalam sambutannya menjelaskan kepada Gubernur DIY Sri Sultan HB X bahwa hamparan pertanaman padi varietas INPARI 13 tersebut merupakan varietas unggul baru hasil penelitian dari Badan Litbang Pertanian yang tahan terhadap serangan wereng coklat Biotipe I, 2 dan 3. Varietas baru yang berdasarkan perhitungan ubinan mampu menghasilkan 10,5 ton per ha itu, diperkenalkan melalui program MP3MI di kawasan Kabupaten Gunungkidul. Hamparan pertanaman tersebut bersebelahan dengan lokasi SL-PTT yang melibatkan petani yang memiliki sawah seluas 24 ha dan 1 ha Laboratorium Lapang. :”…. diluar dugaan, INPARI 13 di Gunungkidul mampu mencapai 10,5 ton, padahal berdasarklan deskripsi, potensi hasilnya hanya mampu 8  ton/ha “, tegasnya.
Dalam arahannya Gubernur DIY Sri Sultan HB X menegaskan bahwa para petani untuk bisa maju harus berkelompok, dan kalau sudah berkelompok bergabunglah menjadi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Setelah menjadi Gapoktan bentuklah koperasi, setelah terbentuk koperasi, nanti saya bantu modal pertamanya, tegasnya. Lebih lanjut disampaikan bahwa kalau sudah bergabung dalam koperasi, memudahkan untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal baru, termasuk varietas baru INPARI 13 dan sistem budidaya yang baru seperti Jajar Legowo.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang mewakili Menteri Pertanian memberikan arahan bahwa, memang tidak salah bila Kabupaten Gunungkidul tidak pernah tergeser sebagai penghasil padi terbesar di wilayah DIY.”………. padahal wilayah Gunungkidul dikenal “batu bertanah”, apalagi bila wilayah Gunungkidul kondisinya “tanah berbatu”, barangkali bisa menjadi lumbung pangan tingkat nasional, kalau kekompakan petaninya bisa dijaga, dan siap menerima inovasi baru, tegasnya.
Saat ini sebagian besar wilayah Kabupaten Gunungkidul masih mengalami kekeringan, tetapi Desa Beji Harjo masih bisa panen bahkan tiga kali setahun berkat pengairan yang diperoleh dari Goa Pindol yang tidak pernah kering meski musim kemarau tiba.

Kementan – WFP Luncurkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan

Gorontalo – Kementerian Pertanian bersama dengan Badan Pangan Dunia (The United Nations World Food Programme, WFP) meluncurkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan untuk 14 Provinsi paling rentan pangan di Indonesia. Peta tersebut merupakan tindak lanjut dari peta versi nasional yang telah dipublikasikan sebelumnya pada tahun 2010. Adapun 14 provinsi tersebut antara lain provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Maluku dan Nanggroe Aceh Darussalam.

“Peta ini dapat dijadikan referensi dalam pedoman bagi upaya penurunan kerawanan pangan sebagai tindak lanjut dari komitmen Indonesia dalam pencapaian Millennium Development Goals,” kata Menteri Pertanian, Dr.Ir. Suswono, MMA saat meluncurkan peta ketahanan dan kerawanan pangan tersebut di Auditorium BPIJ Gorontalo pada Kamis (20/10). 

Peta tersebut telah menganalisis dan mengklasifikasikan tingkat kerentanan pangan dengan menitikberatkan kepada aspek ketersediaan pangan, akses pangan oleh rumah tangga, dan pemanfaatan pangan oleh individu. Selain itu, peta tersebut juga berfungsi sebagai alat penyedia pembanding berbentuk statistik yang berguna dalam penentuan sasaran geografis bagi pemerintah untuk mewujudkan situasi ketahanan pangan dan gizi dalam negeri. Diharapkan, peta tersebut bisa digunakan oleh berbagai lembaga, seperti Badan Ketahanan Pangan Provinsi, Badan Pusat Statistik, Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika.

Sementara itu, Acting Country Director WFP, Peter Guest mengatakan bahwa perubahan iklim dan bencana alam yang sering terjadi serta kenaikan harga pangan menjadikan masalah kelaparan semakin sulit untuk diatasi. “Investasi dan upaya gigih dalam merampungkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Propinsi ini merupakan bukti komitmen kuat pemerintah Republik Indonesia untuk mencapai ketahanan pangan dan gizi di 14 Provinsi tersebut,” demikian kata Peter Guest. 

Peta Kerentanan Pangan pertama Indonesia dikembangkan pada tahun 2005 oleh pemerintah Indonesia dan WFP, sedangkan edisi kedua diluncurkan langsung oleh Presiden Yudhoyono pada tahun 2010.

Sumber: Biro umum dan Humas

Friday 21 October 2011

Program Utama BPTP Lampung

 PSDS
Produksi dan Swasembada Daging Sapi (PSDS)
Ada 11 langkah pendekatan yang akan dilakukan dalam mencapai sasaran PSDS tahun 2014 yaitu : Pengembangan pembibitan, penyediaan bibit melalui KUPS, optimalisasi insemininasi buatan dan intensifikasi kawin alam, penyediaan dan pengembangan mutu pakan, pengembangan usaha, pengembangan integritas, penanggulangan gangguan reproduksi dan peningkatan pelayanan kesehatan hewan, peningkatan kualitas rumah potong hewan dan pencegahan pemotongan betina produktif, pengendalian sapi import bakalan dan daging serta pengendalian distribusi dan pemasaran. informasi lebih lanjut: Direktorat Jendral Peternakan dan Dinas Peternakan Provinsi



  SL-PTT
Sekolah Lapangan Pengolahan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung, Kedelai, dan kacang tanah.
Dalam upaya pengembangan PTT secara Nasional Kementerian Pertanian meluncurkan program sekolah Lapang (SL) PTT dengan tujuan mempercepat alih teknologi PTT dari peneliti kepada peserta dan difusi alamiah kepada petani disekitarnya. PTT adalah pendekatan dalam pengelolaan lahan, air, tanaman, organisme pengganggu tanaman (OPT), dan iklim secara terpadu dan berkelanjutan dalam upaya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, dan kelestarian lingkungan.

Tujuan penerapan PTT padi, jagung, kedelai dan kacang tanah adalah untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani serta melestarikan lingkungan produksi melalui pengelolaan lahan, air, tanaman, OPT dan iklim secara terpadu.

Prinsif PTT mencangkup lima unsur yaitu: integrasi, interaksi, Sinergis, dinamis, dan partisipatif.

LOKASI SL-PTT BPTP LAMPUNG

1. KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
2. KABUPATEN LAMPUNG BARAT
3. KABUPATEN LAMPUNG UTARA
4. KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
5. KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
6. KABUPATEN PESAWARAN
7. KABUPATEN TANGGAMUS
8. KABUPATEN WAY KANAN
9. KABUPATEN TULANG BAWANG
10.KABUPATEN PRINGSEWU
11.KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
12.KABUPATEN MESUJI

 
 PUAP
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)


Dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja diperdesaan, Bapak Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah telah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M). Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang dilaksanakan oleh Departemen Pertanian pada tahun 2008 dilakukan secara terintegrasi dengan program PNPM-M. Untuk pelaksanaan PUAP di Departemen Pertanian, Menteri Pertanian membentuk Tim Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan melalui Keputusan Menteri Pertanian (KEPMENTAN) Nomor 545/Kpts/OT.160/9/2007.

PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, GAPOKTAN didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani. GAPOKTAN PUAP diharapkan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani. Untuk mencapai tujuan PUAP, yaitu mengurangi tingkat kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja diperdesaan, PUAP dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan Departemen Pertanian maupun Kementerian/ Lembaga lain dibawah payung program PNPM Mandiri.
 

KERAGAAN PRODUKSI DAN PEMASARAN KAKAO DI LAMPUNG

KERAGAAN PRODUKSI DAN PEMASARAN KAKAO DI LAMPUNG

Slameto

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
Jl. Hi. Z.A. Pagar Alam No.1 A. Rajabasa, Bandar Lampung

ABSTRAK

Lampung merupakan daerah potensial untuk pengembangan komoditas kakao karena sumberdaya alam, kondisi sosial budaya yang mendukung. Luas areal dan produksi kakao cenderung mengalami peningkatan, disisi lain produktivitasnya masih rendah. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi dan bentuk pemasaran kakao yang belum teridentifikasi merupakan permasalahan dalam usaha pengembangan kakao rakyat. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan menganalisis kinerja kelembagaan pemasaran kakao rakyat di Lampung. Analisis produksi didekati melalui fungsi produksi Cobb Douglas, sedangkan kinerja pemasaran dianalisis dengan melihat struktur, perilaku dan keragaan pasar. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) pada sentra pengembangan komoditas kakao yang meliputi wilayah Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kabupaten Tanggamus. Sampel petani diambil secara acak sederhana (simple random) sebanyak 160 petani, sampel pedagang diambil secara sengaja (purposive) sebanyak 18 pedagang pengumpul tingkat desa, 8 pedagang pengumpul tingkat kecamatan, dan 3 pedagang besar. Hasil penelitian menunjukkan produksi kakao rakyat sangat dipengaruhi oleh input tenaga kerja, pupuk kandang, pestisida, luas lahan, jumlah dan umur tanaman kakao, serta penggunaan klon unggul. Faktor produksi tersebut menunjukkan arah tanda positif. Kinerja pemasaran kakao rakyat di Lampung cenderung belum begitu baik, yang diindikasikan dari : (1) struktur pasar yang cenderung berada pada kondisi pasar oligopoli; (2) perilaku pasar yang terjadi kecenderungan transaksi pada pedagang yang sama, harga yang cenderung ditentukan oleh pedagang, belum dipatuhinya grading dan standardisasi produk ; (3) keragaan pasar yang belum baik dimana hubungan antara pasar lokal (petani) sebagai produsen dan pasar acuan (eksportir) yang cenderung kurang padu sehingga harga yang terjadi tidak ditransmisikan secara sempurna pada tingkat petani. Kebijakan dimasa mendatang bagi pengembangan kakao rakyat di Lampung sebaiknya diarahkan pada usaha intensifikasi dalam berproduksi, penggunaan klon unggul harus disosialisasikan, penggunaan input berupa pupuk kandang, pestisida dioptimalkan yang akan meningkatkan produktivitas. Pemerintah perlu memfasilitasi kebijakan informasi harga kepada petani kakao untuk mengatasi terjadinya senjang harga kakao. Perlu kebijakan regulasi standardisasi mutu produk kakao.

Kata kunci : produksi, pemasaran, kakao

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI TEKNOLOGI
BUDIDAYA PADI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO

Kiswanto dan Bambang Wijayanto

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
Jl. Hi. Z.A. Pagar Alam No.1 A. Rajabasa, Bandar Lampung

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Desa Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui; (1) tingkat adopsi sistem tanam padi jajar legowo dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dan (2) korelasi antara tingkat adopsi dengan tingkat pendapatan petani. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2008 - Januari 2009. Jumlah sampel 60 petani dipilih secara random. Analisis data menggunakan fungsi peluang logistik dengan model logit dan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat adopsi sistem tanam padi jajar legowo dalam kategori sedang yaitu 68,33 %. Faktor-faktor yang mempengaruhi peluang adopsi teknologi adalah; tingkat pendidikan petani, luas pemilikan lahan, motivasi petani, dan intensitas penyuluhan. Hambatan-hambatan yang dihadapi petani dalam mengadopsi budidaya padi sistem tanam jajar legowo diantaranya biaya tanam lebih mahal, kesulitan mencari tenaga kerja tanam dan belum dilibatkannya wanita tani dalam kegiatan penyuluhan

Kata kunci : adopsi teknologi, budidaya padi, jajar legowo.

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI USAHATANI KAKAO PROGRAM PRIMA TANI LAMPUNG TIMUR

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI
USAHATANI KAKAO PROGRAM PRIMA TANI LAMPUNG TIMUR.

Nasriati

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
 Jl. Hi. Z.A. Pagar Alam No.1 A. Rajabasa, Bandar Lampung

ABSTRAK

Program Prima Tani merupakan suatu model atau konsep baru diseminasi teknologi yang diharapkan dapat mempercepat penyampaian informasi inovasi teknologi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian. Sebagai salah satu wilayah pelaksana program Prima Tani, kabupaten Lampung Timur memiliki luas areal 433.789 ha, dan dari luas areal tersebut, sebagian besar dipergunakan untuk lahan usahatani dengan komoditas utama kelapa, dan kakao. Dari hasil survey ternyata penerapan teknologi dalam usahatani komoditas utama tersebut masih secara konvensional atau coba-coba sehingga produktivitas yang dihasilkan belum optimal. Untuk itu salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengintroduksikan inovasi teknologi yang sesuai dan spesifik lokasi. Guna mengevaluasi penerapan teknologi tersebut dilakukan penelitian di Kecamatan Labuhan Ratu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi petani terhadap inovasi teknologi pada program Prima Tani dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap adopsi inovasi teknologi. Penelitian menggunakan data cross-section dengan mewawancarai sebanyak 30 petani anggota gapoktan Mutiara Prima yang telah dibina sejak tahun 2005, dan dipilih secara random sampling sederhana. Untuk mengetahui tingkat adopsi inovasi teknologi pada program Prima Tani digunakan analisis tabel dengan pendekatan model teknik tertimbang dan dilanjutkan dengan uji parameter proporsi, sedangkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap adopsi diestimasi dengan model regresi linier berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat adopsi petani terhadap inovasi teknologi pada program Prima Tani cukup tinggi yaitu 56,67 %. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap adopsi inovasi teknologi pada program Prima Tani adalah: sikap petani, wawasan, dan intensits penyuluhan.

Itik PMp: Bibit Itik Pedaging Unggulan Lokal

Itik PMp merupakan bibit itik tipe pedaging baru yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Ternak di Ciawi-Bogor. Bibit itik ini secara genetis mengandung kombinasi darah itik Peking dan itik Mojosari putih, dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dari tingkat bawah sampai atas dan dapat diproduksi lokal. Itik ini dapat digunakan untuk menghasilkan karkas ukuran sedang ataupun besar, sesuai permintaan konsumen, dengan kualitas daging itik yang tinggi. Adanya bibit itik yang baru ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan itik tipe petelur dalam penyediaan daging itik yang dapat berakibat pada terjadinya pengurasan sumberdaya genetik itik petelur. Selain itu, dalam upaya memenuhi kebutuhan daging itik, adanya itik PMp ini juga merupakan substitusi daging itik impor.
 
       Karakteristik produksi ITIK PMp :
               -  Warna bulu putih, sehingga warna kulit karkas juga bersih dan cerah
         - Bobot badan 2-2,5 kg pada umur 10 minggu
         - Jika dikawinkan dengan entog jantan dapat digunakan untuk menghasilkan itik serati dengan
           bobot  badan 3 kg atau lebih pada umur 10 minggu
             - Umur pertama bertelur 5,5 – 6 bulan
             - Rataan produksi telur 6 bulan 73 – 78 %

Menjadikan Florikultura Berdaya Saing Internasional

CIANJUR – “Tanaman florikultura memiliki potensi pasar yang sangat cerah sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan keindahan lingkungan. Pengembangan komoditas florikultura diharapkan dapat menginisiasi tumbuhnya industri terkait di sentra produksi yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah setempat,” arahan Kepala Badan Litbang Pertanian yang dibacakan Sekretaris Badan Litbang Pertanian saat membuka Open House Varietas & Teknologi Balithi, Senin (17/10), di kantor Balithi Segunung, Pacet, Cianjur, Jawa Barat.
Pengembangan industri florikultura perlu diarahkan pada peningkatan daya saing agar mampu berkompetisi dengan produk serupa dari negara lain. Salah satu upaya peningkatan daya saing yang dapat dilakukan yaitu melalui penerapan inovasi teknologi secara berkelanjutan.  Pengalaman dari berbagai negara maju menunjukkan bahwa penerapan teknologi inovatif terbukti mampu menciptakan produk unggulan, meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi, menjaga kesinambungan pasokan dan meningkatkan efisiensi distribusi dan pemasaran.
Dalam lima tahun terakhir kegiatan riset tanaman hias telah menghasilkan inovasi unggulan  yang siap dikembangkan oleh para pengguna untuk mendukung pengembangan kegiatan agribisnis florikultura. Hasil penelitian tersebut berupa varietas unggul, benih bermutu, teknologi perbenihan, teknologi produksi, dan teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan.  Pada saat ini berbagai varietas unggul tanaman hias akan diluncurkan sebelum dipasarkan sesuai ketentuan Undang-Undang No. 13 tahun 2010 tentang Hortikultura. Varietas tersebut diharapkan dapat menandingi varietas serupa dari negara lain, sehingga ke depan tidak perlu mengimpor lagi varietas dan benih dari luar negeri.
Acara bertemakan ‘Inovasi Teknologi Tanaman Hias Menuju Kemandirian Agribisnis Florikultura’ ini merupakan salah satu sarana untuk memperkenalkan varietas-varietas unggul baru serta teknologi inovatif kepada masyarakat dan pengguna. Selain itu, Open House Balithi ditujukan untuk menggali kerjasama kemitraan yang lebih luas dengan mitra swasta, petani, stake holder, dan instansi pemerintah terkait guna memacu pencapaian perakitan teknologi tanaman hias baru yang aplikatif dan adaptif pada masa mendatang.
Sebagai perwujudan dari kemitraan tersebut, pada kesempatan yang sama diadakan penandatanganan perjanjian kerjasama varietas dan perbenihan tanaman hias melalui lisensi dengan PT. Alam Indah Bumi Nusantara  untuk varietas krisan Puspita Nusantara serta pola kemitraan dengan PMD Batu untuk krisan varietas Swarna Kencana. Usaha lainnya untuk kerjasama di bidang pengembangan varietas dan teknologi inovasi tanaman hias dalam rangka peningkatan daya saing tanaman hias di dalam negeri.
Selain penandatanganan kerjasama, dalam kesempatan Open House ini juga diadakan peluncuran varietas unggul baru (VUB) anggrek, krisan, anyelir, serta mawar yang diharapkan dapat memicu kebangkitan agribisnis anggrek dan tanaman hias lainnya yang berdaya saing dan mandiri di masa depan.

Hata Rajasa : “Inovasi Adalah Kata Kunci Pemenangan Pasar”

Agribisnis perkebunan diprediksikan akan semakin menarik pada tahun-tahun mendatang. Beberapa produk perkebunan Indonesia seperti kakao, kelapa sawit, karet, kopi, rempah-rempah, dll. diakui memiliki keunggulan komparatif di pasar Internasional. Peluang ini harus ditangkap dengan sentuhan inovasi agar menjadi pemenang di pasar internasional yang masih terbuka cukup lebar.
Berbagai hasil penelitian berupa inovasi teknologi perkebunan karya anak bangsa digelar dalam acara Expo Nasional Inovasi Perkebunan 2011 (ENIP 2011) baru-baru ini di Balai Kartini. ENIP 2011 yang dibuka Menko Perekonomian Hata Rajasa ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi perkebunan kepada masyarakat sekaligus untuk menjalin umpan balik pengguna teknologi perkebunan dan meningkatkan daya saing komoditas hasil perkebunan melalui penelitian dan pengembangan tanaman perkebunan.
ENIP 2011 yang mengambil tema “Inovasi Mendukung Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor Perkebunan” diharapkan mampu meningkatan pemanfaatan inovasi hasil kegiatan litbang perkebunan, sehingga dapat berperan sebagai penggerak pembangunan sub sektor perkebunan menuju peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk perkebunan.
Menko Perekonomian menegaskan bahwa Inovasi disamping sebagai kata kunci pemenangan pasar, juga sekaligus mencirikan adanya daya saing yang tinggi dan kemampuan untuk membangkitkan nilai tambah.
Dalam kegiatan ENIP 2011 yang baru lalu, disamping digelar pameran, diskusi panel dan dan seminar, juga dilakukan penandatanganan naskah kerjasama dan lisensi terhadap hasil penelitian dari beberapa komoditas perkebunan seperti pestisida nabati, jarak pagar, kenaf dan pelepasan varietas kelapa dalam. Disamping itu juga dilakukan pemberian bibit unggul kepada petani penangkar benih perkebunan dan pemberian penghargaan bagi para Gubernur, Bupati, peneliti, dan petani atas jasa-jasanya dalam mengembangkan komoditas perkebunan.

Mentan Ajak Masyarakat Tingkatkan Konsumsi Telur dan Daging Ayam


Jakarta – Tingkat konsumsi telur dan daging ayam masyarakat Indonesia yang masih rendah membuat prihatin Menteri Pertanian, Dr.Ir. Suswono, MMA. Menurutnya, hingga saat ini tingkat konsumsi telur masyarakat Indonesia hanya 87 butir/kapita/tahun dan daging ayam 7 kg/kapita/tahun. Angka ini tentu lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi telur di Malaysia yang mencapai 311 butir/kapita/tahun (hampir 1 butir/kapita perhari) dan daging ayam mencapai 36 kg/kapita/tahun. Untuk itu, Mentan mengajak masyarakat untuk mau meningkatkan konsumsi daging dan telur. ”Telur ini kaya protein dan senyawa lemak yang baik bagi tubuh, karena itu jangan takut mengkonsumsi telur untuk menu makanan sehari- hari,” kata Mentan saat menghadiri Festival Ayam dan Telur (FAT) di Taman Parkir Timur (Parkit) Senayan, Jakarta Pusat pada Sabtu (15/10).

Ketua Panitia Festival Ayam dan Telur, Rahmat Nuryanto mengatakan bahwa pada Festival Ayam dan Telur tersebut dihadirkan berbagai produk olahan ayam dan telur serta disajikan juga info seputar kandungan protein serta tips memilih daging ayam yg sehat dan berkualitas baik. ”Dengan festival ini kami ingin mengajak masyarakat untuk mau mengonsumsi ayam dan telur,” katanya.

Kegiatan Festival Ayam dan Telur tahun 2011 ini diharapkan menjadi momentum awal kegiatan bersama promosi ayam dan telur yang berkesinambungan, serta menjadi agenda rutin masyarakat perunggasan Indonesia secara nasional. 

Sumber: Biro Umum dan Humas 
Sumber Berita : Sekretariat Jenderal

Thursday 13 October 2011

Mama , Tomat itu Buah apa Sayuran ???

Sebuah pertanyaan sederhana namun dapat menjadi ulasan menarik bagi Mang Usil. Apakah tomat itu buah?klo terong dan timun apa bukan termasuk buah juga ?
Sebuah pertanyaan sederhana namun dapat menjadi ulasan menarik bagi Mang Usil. Apakah tomat itu buah?klo terong dan timun apa bukan termasuk buah juga ?

Memang maksud iklan tersebut baik, yaitu menunjukkan kemampuan daya nalar dan sikap kritis sejak usia dini. Yang kurang tepat adalah apabila jawabannya ditelan mentah-mentah sehingga menimbulkan kebingungan. Jangankan di kalangan anak-anak, bagi orang dewasa tidak semua paham makna jawaban tomat termasuk buah.

Sebelum "terperosok" lebih jauh mengenai definisi buah dan sayuran, sebaiknya kita kembali ke khitah alias ilmu pertanian.

Sebenarnya merupakan hal yang tidak tepat membedakan antara buah dan sayuran. Seperti membedakan jeep dengan mobil. Lebih tepat kalo membedakan jeep dengan sedan karena keduanya termasuk mobil.

Memang betul tomat termasuk buah karena berdasarkan definisinya buah terbentuk akibat pertemuan benang sari dan kepala putik. Selain tomat, terong, timun, pisang, bahkan kacang tanah termasuk buah. Namun ketika kita melihat melalui pendekatan secara teknik budidaya maupun pemanfaatannya, barulah ada perbedaan.

Tomat lazim digunakan sebagai salad maupun sayur. Begitu juga tomat dan terong. Dengan demikian buah-buahan ini termasuk kategori sayuran (vegetables). Berbeda dengan alpukat, pisang, durian yang lazim dimakan sebagai buah segar sehingga dikategorikan sebagai buah-buahan (fruits). Dalam ilmu pertanian, hal ini dipelajari lebih mendalam dalam sub studi Hortikultura yang mencakup tanaman hias, buah-buahan dan sayuran.

So, setelah baca tulisan Mang Usil udah tau khan jawabannya : Tomat buah ataukah sayur?". :)

KUALITAS : PETANI VS PEDAGANG

kenapa tiap kali kita membeli buah di pasar atau di pinggir jalan sering dapet bonus?
kenapa tiap kali kita membeli buah di pasar atau di pinggir jalan sering dapet bonus?bonus deg-degan...apa buah yang kita beli bagus atau tidak,ada yang busuk atau tidak,dll.belum kalo timbangannnya dikurangin.Akhirnya turunlah pamor buah-buahan lokal kita yang notabene dipasarkan di \"pinggir jalan\".

Salah siapa ya kalo sudah gitu?beberapa waktu yang lalu Mang Usil mencoba manisnya apel manalagi made in malang.sekali-kali apel dalam negeri hehehe... . Ternyata apa yang terjadi?Berhubung hari sudah gelap, begitu samapi rumah dibuka..wah...udah kecil-kecil pada bopeng semua...mahal lagi.Mang Usil maklum saja waktu itu karena ada berita semburan abu dari Gunung Bromo.Tapi masak tiap hari buah-buaahn lokal terkena abu.Kalo salak busuk kira-kira apa karena kebunnya kerendem air ya?

Entah salah siapa kalo sudah begini.Petani sudah susah payah merawat kebunnya...berharap hasil panen yang bagus agar harga juga bagus.Tapi apa daya...ada saja yang mengail di air yang kerus..mengambil kesempatan dalam kesempitan.Salak yang basgus dicampur yang busuk,vanili dicampur kawat, cumi direndem pakai formalin, ayam tiren dijual murah, wah.....masih banyak lagi contohnya.

Mang Usil cuma berharap semoga tidak ada lagi yang berbuat seperti itu.Koperasi-koperasi petani dan nelayan lebih ditingkatkan perannya dalam peningkatan mutu dan jaringan pasar.Biar tidak terjadi lagi gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga,,,gimana kawan-kawan petani dan pedagang?

KANDUNGAN OBAT PADA BUAH-BUAHAN

Penelitian menunjukan bahwa makanan (buah-buahan, sayuran) ternyata mengandung zat yang bisa melawan berbagai penyakit seperti : jantung, hati, infeksi bahkan kanker.
Penelitian menunjukan bahwa makanan (buah-buahan, sayuran) ternyata mengandung zat yang bisa melawan berbagai penyakit seperti : jantung, hati, infeksi bahkan kanker. Daripada minum obat ada efek sampingnya mendingan makan makanan yang menyehatkan. Aman toh. Apalagi di jus. Enak toh.

Anggur
Anggur dapat menyesuaikan keseimbangan cairan dalam tubuh, melenyapkan materi berbahaya, mencegah kurang napsu makan, menghilangkan ketegangan dan insomnia, serta mencegah penyakit anemia defisiensi.



Apel mengandung vitamin A, B dan C. Kandungan zat pektin dalam apel dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan triglycerides yang mengganggu fungsi jantung. Buah apel mengandung quercitrin dan anti oksidasi flavonoid dalam jumlah besar, dapat melindungi paru-paru dari serangan polusi dan asap, mengekang pertumbuhan sel kanker. Selain itu, apel juga dapat melawan penyakit hati, tumor dan bisa mengurangi nafsu makan yang terlalu besar. Cocok untuk yang sedang diet. Ditambah lagi apel dapat berfungsi membantu pencernaan, menyembuhkan mencret dan memperlancar pembuangan air besar, serta memutihkan dan menghaluskan kulit.

ALPUKAT
Kandungan kalori, lemak dan minyak yang tinggi menjadi sumber energi yang melimpah dan juga mengurangi kadar kolesterol dan menjaga kelenturan otot-otot sendi.

BAWANG PUTIH

Allylic sulfides, dapat menjaga tubuh dari kerusakan DNA dan detoksifikasi ‘carcinogen’. Selain itu, bawang putih bisa menekan pertumbuhan tumor, dan menurunkan tekanan darah .

BELEWAH
Kandungan beta-karoten, pro-vitamin A, magnesium, mangan, seng dan krom pada belewah dapat mengurangi peradangan dan memulihkan luka peradangan jaringan usus. Gula alami dan enzim yang dikandung belewah mempunyai fungsi absorpsi atau penyerapan pada usus akibat makan tergesa-gesa sehingga makanan tak terkunyah dengan baik, terlalu banyak makan makanan yang berbumbu, endapan obat-obatan, atau rasa mual karena rasa kuatir yang berlebihan.

BELIMBING
Meminum atau memakan buah belimbing dan menelannya secara perlahan dapat mencegah dan mengatasi infeksi mulut dan tenggorokan. Campuran belimbing dan madu juga dapat membantu mencegah dan mengatasi kencing batu.

CERI

Buah ceri dapat melindungi kesehatan jantung.

DELIMA
Di Irak dan Iran, jus delima yang dibuat kumur terlebih dahulu sebelum diminum membantu membersihkan mulut dan gigi, serta mencegah infeksi sehingga membantu menghilangkan bau mulut yang tidak sedap. Memakan dengan perlahan-lahan buah delima dan mengeluarkan bijinya dapat menjernihkan suara yang serak dan menghindari kekeringan tenggorokan. Manfaat lainnya, kandungan zat tanin dalam buah delima dapat membius cacing gelang, cacing kremi dan cacing pita dalam usus sehingga mereka dapat dikeluarkan melalui air besar. Cara ini sudah biasa digunakan oleh penduduk Mesir dan Vietnam.

JERUK

Jeruk mengandung vitamin A, B1, B2 dan C. Jeruk mengandung anti kanker bagi tubuh, mencegah dan mengobati sariawan, menurunkan resiko terkena kardiovaskuler, kanker, dan katarak.

Sari buah jeruk yang banyak mengandung vitamin C sangat baik karena selain menstimulasi sistem kekebalan tubuh, juga menghilangkan sumbatan lendir di tenggorokan, rongga hidung, paru-paru dan perut. Berguna pula untuk membersihkan liver dan menghilangkan rasa sakit di tubuh akibat influenza.
Jeruk lemon mempunyai khasiat menghasilkan cairan tubuh dan menghilangkan haus, dan menghilangkan panas secara pasif. Campuran sari jeruk lemon dan madu sangat berkhasiat menyembuhkan radang tenggorokan dan amandel. Bagi mereka yang memiliki gangguan lambung, tentu pilih buah jeruk yang tidak terlalu asam.

KURMA
Kandungan gula kurma yang tinggi membuat kurma menjadi buah yang menghasilkan energi tinggi. Bahkan ada legenda bahwa Nabi Muhammad SAW berbuka puasa hanya dengan 3 butir kurma, tentunya yang berkualitas tinggi. Kandungan gula kurma sangat membantu menyembuhkan luka. Hati-hati bagi mereka yang memiliki penyakit diabetes, jangan terlalu banyak mengkonsumsi buah ini.

LECI
Selain kandungan protein, lemak, vitamin C, fosfor, dan zat besi, buah leci mengandung sukrosa dan glukosa yang melimpah. Mengkonsumsi buah leci pada malam hari dapat menambah cadangan energi untuk keesokan harinya.

NANAS
Enzim bromealin dalam nanas melarutkan lendir yang sangat kental dalam sistem pencernaan sehingga juga dapat menghancurkan bisul bila ada. Masakan yang dibuat dengan 250 gram nanas yang diiris-iris, 60 gram cincangan daging ayam dan lada secukupnya yang kemudian digoreng dapat mengatasi penyakit darah rendah dengan gejala lemasnya kaki dan tangan.

PISANG

Pisang mengandung vitamin A, B1, B2 dan C. Pisang dapat membantu mengurangi asam lambung, menjaga keseimbangan air dalam tubuhsehingga dapat menghilangkan haus dan membasahi limpa. Pisang juga dapat menanggulangi atau mengobati : gangguan pada lambung, meredam panas dalam, membuang racun, memperlancar pembuangan kemih,menghilangkan bengkak, penyakit jantung dan stroke, stress, dan menurunkan kadar koleterol dalam darah, serta menurunkan tekanan darah Daging buah pisang yang lembut melapisi dinding-dinding lambung dan usus sehingga dapat menjadi lapisan anti radang. Pisang sangat membantu bagi mereka yang mengalami masalah peradangan lambung atau usus. Karena daging buah pisang sangat lembut, dianjurkan untuk tidak dijadikan jus.

PEPAYA DAN MANGGA

Pepaya mengandung vitamin C dan provitamin A. Pepaya dapat membantu memecah serat makanan dalam sistem pencernaan, membuat lancar saluran pencernaan makanan, sangat baik bagi penderita sembelit. Selain bagus untuk pencernaan, pepaya juga dapat menyembuhkan luka, menghilangkan infeksi dan alergi.

Sedangkan mangga mengandung vitamin A, E dan C. Mangga dapat bertindak sebagai disinfektan, membersihkan darah, menanggulangi bau badan / bb / bau tubuh yang tidak enak, serta menurunkan panas tubuh saat demam. Selain itu, mangga sangat kaya akan antioksidan dan betakaroten sehingga dapat melindungi tubuh kita dari kanker.

Jus campuran pepaya dan mangga memiliki kandungan karbohidrat dan enzim yang tinggi. Jus segar ini bermanfaat dalam menanggulangi pembengkakan dan peradangan, gangguan pencernaan dan demam. Jus mangga sendiri dapat mengurangi dehidrasi dan memperlancar sirkulasi darah.

PEAR
Mengkonsumsi buah Pear membantu mengatasi rasa tidak enak di perut akibat kadar asam yang berlebihan yang berasal dari makanan berkalori tinggi, berminyak dan pedas. Buah per tidak saja dapat menghentikan batuk, tapi juga berkhasiat menonjol dalam menghasilkan cairan tubuh, menghilangkan haus dan panas demam. Dapat menghilangkan rasa haus dan gelisah yang diakibatkan demam, penyakit kencing manis atau penyakit lainnya. Jus pear juga dapat dicampur dengan apel dan sedikit jeruk nipis.

SEMANGKA
Terlalu banyak mengkonsumsi daging-dagingan, manis-manisan, goreng-gorengan, kopi dan minuman ringan sering membuat darah terlalu banyak kandungan asamnya dan mengakibatkan bintik-bintik merah di kulit. Jus semangka akan merontokkan asam tersebut dan memperbaiki kandungan darah. Bagi penderita diabetes, mengkonsumsi secara teratur jus semangka dapat menjaga meningkatnya gula darah. Kelebihan kandungan asam urik dalam tubuh yang menyebabkan arthritis, encok dan keracunan urea dapat dihilangkan dengan meminum jus semangka secara teratur dua kali sehari. Semangka dapat menghilangkan haus di hari panas, sumpek dada, memperlancar pembuangan air kemih, juga dapat mengobati radang hati, radang empedu dan radang batu empedu.

STRAWBERRI
Stoberi mengandung provitamin A, vitamin B1, B dan C. Stobery mengandung antioksidan untuk melawan zat radikal bebas. Strawbery juga dapat mengobati gangguan kesehatan pada kandung kemih, menjadi anti virus dan anti kanker.

TOMAT

Tomat mengandung vitamin A, B1 dan C. Tomat dapat membantu membersihkan hati dan darah kita, mencegah : gusi berdarah, rabun senja / kotok ayam, usus buntu, kanker prostat dan kanker payudara.

Jus tomat segar sangat membantu pembentukan glycogen dalam liver. Menurut penelitian ditemukan bahwa jus tomat menyeimbangkan fungsi liver dengan cepat dan dengan demikian berarti menjaga stamina tubuh dan menyehatkan badan. Garam mineral yang kaya dalam tomat meningkatkan nafsu makan dan merangsang aliran air liur sehingga memungkinkan makanan dicerna dengan baik. Konsumsi tomat yang teratur membantu mengobati penyakit anoreksia (kehilangan nafsu makan).

KELENGKENG
Buah ini banyak mengandung sukrosa, glukosa, protein, lemak, asam tartaric, vitamin A dan B. Sebagai salah satu sumber energi, buah yang sangat manis ini berguna untuk meningkatkan stamina sehabis sakit. Kelengkeng sangat baik untuk memenuhi kebutuhan energi bagi wanita hamil yang lemah atau setelah melahirkan. Memakan buah ini secukupnya secara teratur dapat menambah nafsu makan, mencegah anemia dan pemutihan rambut dini. Selain itu akan mempercepat kesembuhan luka luar. Awas, konsumsi secukupnya saja, kalau kelebihan, akan membuat tubuh menjadi panas akibat kelebihan energi.

KELAPA
Air kelapa mengandung sukrosa, fruktosa, dan glukosa, sedangkan dagingnya selain tiga hal di atas juga mengandung protein, lemak, vitamin dan tentunya minyak kelapa. Meminum air kelapa muda dan memakan dagingnya dapat mengurangi kegerahan, mulut kering, demam dengan kehausan serta diabetes. Selain itu, minum air kelapa muda dipercaya membuang racun dalam darah. Perhatian, terlalu banyak minum air kelapa muda menyebabkan sedikit rasa lemas sementara. Bagi yang memiliki gangguan tulang jangan mengkonsumsi banyak air kelapa.

Wortel

Beta-carotene bisa mencegah kanker prostat . Sulforaphanes yang membuat tubuh memiliki kemampuan untuk detoksifikasi carcinogen.

BUDIDAYA LELE YANG MURAH MERIAH

Pekarangan rumah luas dan Anda suka budidaya ikan? Ada baiknya Anda melirik budidaya lele ini.
Pekarangan rumah luas dan Anda suka budidaya ikan? Ada baiknya Anda melirik budidaya lele ini. Budidaya lele ini ternyata tak melulu jorok karena sudah bisa dikembangkan sistem budidaya yang lebih murah, bersih dan menjanjikan dengan suplemen organik sehingga bisa maksimal hasilnya.

Bisnis budidaya ikan lele ini pun tampaknya akan selalu menguntungkan. Hal ini karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan ikan sebagai sumber protein yang tinggi dengan harga yang terjangkau. Ikan menjadi alternatif mengingat harga daging yang makin hari makin mahal.

Ikan lele sendiri memiliki nilai gizi yang mumpuni disamping dagingnya yang gurih. Lele mengandung protein yang tinggi dan zat penguat tulang (kalsium) yang baik untuk makanan anak balita. Selain itu lele juga mengandung mineral lain yang penting pula untuk kesehatan tubuh.

Dengan fakta-fakta itu, maka pada akhirnya ikan lele dapat dijadikan peluang usaha yang menarik. Mengingat selama ini budidaya ikan lele selalu terkesan jorok, kini budidaya ikan air tawar tersebut sudah berkembang menjadi lebih murah, bersih, dan menjanjikan.

"Sekarang untuk budidaya ikan lele, kita sudah ada suplemen organik yang dapat membantu budidaya lele lebih maksimal. Karena suplemen organik ini memiliki fungsi sebagai penjaga kualitas air, menignkatkan percepatan pembesaran bibit lele jika dicampur dengan pakannya, dan mengurangi tingkat mortalitas dari bibit lele," jelas Deden A.S, sebagai salah seorang pembudidaya lele.

Deden, yang memulai budidaya lele ini sejak tahun 2006, diawali hanya iseng-iseng di pekarangan rumahnya dengan membuat kolam dari terpal sebesar 3x3x1 meter yang diisi air setinggi 7O cm. Dengan pola budidaya intensif, kolam tersebut dapat menampung jumlah tanam bibit ikan lele sebanyak kurang lebih 1800-2000 yang masing-masing bibit tersebut berukuran 10-12 cm.

"Setelah membuat kolam dan menaruh bibit lele tadi, kemudian memberi pakan dan suplemen organik dengan waktu teratur, selama 45 hari saya bisa memanen lele tersebut dengan jumlah berat sebesar 200 Kg - 250 Kg untuk jumlah maksimalnya," ujar Deden.

Bagi anda yang tertarik mencoba membudidayakan ikan lele ini, Deden memberi asumsi perhitungan yang sederhana. Dimulai dengan membuat kolam dari terpal dengan ukuran 3x3x1 meter yang tentunya memerlukan biaya yang tidak begitu mahal ketimbang membuat kolam dari semen atau kolam gali.

"Masalah perhitungan harga pembuatan kolam dari terpal, tentu semua orang akan tahu berapa biaya yang dibutuhkan. Karena terpal sendiri permeternya murah," jelas Deden.

Kemudian, Deden memberikan asumsi biaya pembelian bibit lele dengan harga Rp 300 per ekor. Jika untuk kolam 3x3x1 meter dapat menampung bibit kurang lebih 2000 ekor, maka kita hanya perlu mengeluarkan kocek sebesar Rp 600.000 (Rp 300 x 2000 ekor).

Mengingat lama pembesaran membutuhkan waktu selama 45 hari, maka kebutuhan pakan yang dibutuhkan adalah sejumlah 90 Kg (2 Kg perhari). Nantinya, Biaya yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 660.000, dengan harga pakannya perkarung adalah Rp 220.000 seberat 30 Kg.

Adapun, pembelian kebutuhan suplemen organik adalah Rp 180.000 untuk 4 botol selama 45 hari pembesaran bibit. Empat botol tersebut akan difungsikan untuk pemaksimalan kualitas air dan bibit lele.

Pada akhirnya, total biaya yang dibutuhkan adalah kurang lebih Rp 1440000.

Berikut adalah ringkasan dari modal yang dibutuhkan perkolamnya adalah:



Harga Bibit Lele : Rp 300 x 2000 ekor = Rp 600.000
Harga Pakan : Rp 220.000 x 3 karung = Rp 660.000
Harga Suplemen Organik: Rp 45000 x 4 botol = Rp 180.000
Total Biaya Produksi: Rp 1.440.000

Melalui asumsi modal tersebut dari Deden, maka keuntungan yang bisa didapat dari satu buah kolam dengan target panen 2.000 bibit adalah 200 Kg - 250 Kg.

Deden menjelaskan, bahwa harga eceran yang bisa diraih adalah senilai Rp 15.000 perkilonya. Sedangkan untuk harga yang dijual ke pasar, dapat diraih sebesar Rp 12000 perkilonya.

Sehingga, lanjut deden, jika diambil dari asumsi harga terendahnya, maka keuntungan yang bisa diambil adalah Rp 960.000 untuk satu kolam. Jumlah tersebut diambil dari penjualan lele sebanyak 200 Kg x Rp 12.000 yang berjumlah Rp 2400.000 dikurangi biaya produksi yang berjumlah Rp 1.440.000.

"Jika panen yang kita hasilkan maksimal, kita dapat mencapai berat sejumlah 250 Kg. Keuntungan yang bisa diambil dari selisih total penjualan dan biaya produksi adalah sebesar Rp 1.560.000 perkolamnya," tegas Deden.

Dari penjualan lele tadi saja, jelas Deden, itu sudah merupakan peluang usaha yang menarik di samping aktivitas kesibukan sehari-hari. Karena biaya yang dibutuhkan tidak membutuhkan nilai investasi yang tinggi.

"Dari sisi waktu tidak begitu lama, malah simple dan sederhana. Yang penting disiplin saja dalam jadwal pemberian pakan dan suplemen organiknya,"kata Deden.

Berbicara mengenai peluang yang lebih luas lagi. Hasil dari lele tersebut, dapat dijadikan berbagai macam peluang usaha lainnya yang lebih menarik tentunya.

Selain yang sudah kita ketahui, lele dapat dijadikan menu makanan pecel lele. Namun di sisi lain, hasil dari olahan daging ikan lele dapat dijadikan berbagai macam hasil. Misalnya, daging lele dapat dijadikan nugget lele, abon lele, lele asap, bakso lele, dan bahkan dapat dijadikan filet lele. Mengingat kebutuhan filet lele untuk ekspor sangat tinggi.

"Atau mungkin kita dapat mengembangkan dari hasil ikan lele tersebut menjadi olahan-olahan penganan menurut ide dan kreativitas kita yang memiliki nilai jual tinggi," ucap Deden.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai budidaya intensif ikan lele, anda dapat menghubungi Departemen Perikanan, atau para pelaku usaha ikan lele seperti Deden A.S ini.

BELAJAR KULTUR JARINGAN YOOKK !!!!

Dasar Teori

Pengertian

Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.


Dasar Teori Kultur Jaringan

a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).

b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.


Aplikasi Teknik Kultur Jaringan dalam Bidang Agronomi
a. Perbanyakan vegetatif secara cepat (Micropropagation).
b. Membersihkan bahan tanaman/bibit dari virus
c. Membantu program pemuliaan tanaman (Kultur Haploid, Embryo Rescue, Seleksi In Vitro, Variasi Somaklonal, Fusiprotoplas, Transformasi Gen /Rekayasa Genetika Tanaman dll).
d. Produksi metabolit sekunder.



Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regenerasi

1. Bentuk Regenerasi dalam Kultur In Vitro : pucuk aksilar, pucuk adventif, embrio somatik, pembentukan protocorm like bodies, dll

2. Eksplan
Eksplan adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan tanaman. Faktor eksplan yang penting adalah genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagi eksplan adalah pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda, anther, embrio, dll.

3. Media Tumbuh
Di dalam media tumbuh mengandung komposisi garam anorganik, zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media. Terdapat 13 komposisi media dalam kultur jaringan, antara lain: Murashige dan Skoog (MS), Woody Plant Medium (WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dll. Media yang sering digunakan secara luas adalah MS.

Tabel 1. Komposisi media Murashige dan Skoog (MS)
___________________________________________________
Bahan Kimia Konsentrasi Media (mg/l)
___________________________________________________
1. NH4NO3 1650
2. KNO3 1900
3. CaCL2.2H20 440
4. MgSO4.7H20 370
5. KH2PO4 170
6. FeSO4.7H20 27
7. NaEDTA 37,3
8. MnSO4.4H20 22,3
9. ZnSO4.7H2O 8,6
10. H3BO3 6,2
11. KI 0,83
12. Na2MoO4.2H20 0,25
13. CuSO4.5H20 0,025
14. CoCl2.6H20 0,025
15. Myoinositol 100
16. Niasin 0,5
17. Piridoksin-HCL 0,5
18. Tiamin -HCL 0,1
19. Glisin 2
20. Sukrosa 30.000
____________________________________________________


4. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman
Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ZPT adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu. Jenis yang sering digunakan adalah golongan Auksin seperti Indole Aceti Acid(IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Golongan Sitokinin seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA. Golongan Gibberelin seperti GA3. Golongan zat penghambat tumbuh seperti Ancymidol, Paclobutrazol, TIBA, dan CCC.


5. Lingkungan Tumbuh
Lingkungan tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi temperatur, panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.

Mikropropagasi

Tahapan dalam Mikropropagasi Tanaman
a. Tahap I : Seleksi Tanaman Induk
Seleksi tanaman induk meliputi varietas dan bebas penyakit. Tahap ini dilakukan untuk mengeliminasi kontaminan pada tanaman yang ditujukan untuk memperoleh eksplan steril.
b. Tahap II : Inisiasi
Tahap ini bertujuan mendapatkan kultur aseptik dari tanaman induk yang terseleksi (eksplan yang steril) melalui proses sterilisasi eksplan.

c. Tahap III : Multiplikasi/Produksi Propagula
Tahap ini bertujuan memperoleh organ multiplikasi yang dapat menghasilkan tanaman baru, seperti tunas aksilar atau tunas adventif dll. Pada tahap inilah berapapun jumlah yang ingin kita capai dilakukan melalui beberapa kali sub kultur, seperti bagan di bawah.



(Pucuk tanaman berukuran 0.3-0.5 cm setelah disucihamakan dimasukkan ke dalam botol I) ---> Menghasilkan 1 x 4 pucuk setelah 8 minggu ---> Subkultur I (menjadi 4 kultur) ---> Menghasilkan 4 x 4 pucuk setelah 4-6 minggu ---> Subkultur I (menjadi 16 kultur) ---> Menghasilkan 16 x 4 pucuk setelah 4 minggu ---> Subkultur III (menjadi 64 kultur) ---> Menghasilkan 64 x 4 pucuk setelah 4 minggu ---> Subkultur IV (menjadi 256 kultur) ---> Menghasilkan 256 x 4 pucuk setelah 4 minggu ---> Subkultur V (menjadi 1.024 kultur)



d. Tahap IV : Aklimatisasi Plantlet

Tahap ini adalah memindahkan plantlet dari lingkungan in vitro ke ex vitro. Plantlet biasanya diaklimatisasi di rumah kaca/plastik. Hal yang perlu diperhatikan saat aklimatisasi plantlet adalah suhu udara, kelemabab cahaya, media aklimatisasi, dan cahaya. Fase ini merupakan fase kritis sebelum plantlet dapat ditanama di lapang.


Laboratorium dan Teknis Pelaksanaan

Fasilitas yang diperlukan untuk Laboratorium Kultur Jaringan adalah :
1. Ruang persiapan
2. Ruang stok
3. Ruang transfer
4. Ruang kultur
5. Areal cuci
6. Areal persiapan aklimatisasi
7. Rumah kaca/rumah plastik
8. Nursery

Teknis Pelaksanaan di Laboratorium
A. Pembuatan Media MS
1. Siapkan 1 labu takar ukuran 1 L
2. Labu takar diisi dengan air destilata sebanyak 200 ml.
3. Stok dipipet sesuai dengan kebutuhan dan dimasukkan ke dalam labu takar.
4. Timbang gula sebanyak 30 g dan agar-agar sebanyak 7 g.
5. Gula dilarutkan dalam 200 ml air destilata dan kemudian dicampur ke dalam labu takar.
6. Volume ditepatkan hingga mencapai 1 liter.
7. PH larutan dengan pH meter atau kertas indikator pH. PH diusahakan 5,8-6.
8. Tuangkan larutan media dalam panci enamel besar, campurkan agar-agar kemudian didihkan sambil diaduk-aduk.
9. Tuangkan media dalam botol kultur setebal 1,5-2 cm.
10. Tutup botol kultur dengan aluminium foil atau tutup plastik khusus yang tahan panas.
11. Botol kultur disterilisasi dalam autoklaf selama 25-30 menit.

B. Sterilisasi eksplan (Salah satu alternatif )

1. Bahan tanaman dimasukkan ke dalam cawan petri steril atau botol steril, tergantung dari ukuran eksplan yang digunakan.
2. Ke dalam botol steril dituangkan larutan Clorox 20% sampai bahan tanaman terndam. Kemudian dibiarkan selama 7 menit.
3. Sementara itu, cawan petri lain dengan air steril disiapkan.
4. Setelah direndam selama 7 menit dalam Clorox 20%, bahan tanaman dibilas dalam air steril di cawan petri kedua selama 5 menit.
5. Bahan tanaman dimasukkan ke dalam larutan Clorox 10% selama 10 menit kemudian dibilas dengan air steril selama 5 menit.
6. Bahan tanaman direndam lagi dalam larutan Betadine 0.25% selama 3-5 menit.
7. Bahan tanaman dibilas dua kali dalam air steril dengan lama perendaman masing-masing 5 menit agar sisa-sisa Betadine pada eksplan dapat larut.
8. Bahan tanaman ditanam dalam media dengan menggunakan alat-alat yang sudah disterilkan.

C. Penanaman
1. Alat-alat dan lampu alkohol diletakkan agak di sebelah kanan. Lampu alkohol diusahakan tidak terlalu dekat dengan wadah alkohol maupun filter.
2. Sebelum mengambil bahan tanaman, pinset dicelupkan ke dalam alkohol 95% kemudian di bakar sampai alkohol yang melekat di pinset terbakar habis. Setelah itu didinginkan dengan cara meletakkannya di atas cawan petri steril.
3. Media tumbuh disiapkan. Tutupnya (alumunium foil) dibuka dengan hati-hati supaya bagian dalam tutup (alumunium foil) tidak tersentuh. Tutup tersebut diletakkan di bagian kiri tempat kerja, dalam keadaan dalamnya menghadap ke atas ( dalam keadaan terlentang).
4. Botol dipegang dengan tangan kiri dalam keadaan miring. Mulut botol dibakar di atas api alkohol. Ketika membakar mulut botol, sebaikanya botol diputar dengan titik tengah lingkarannya sebagai poros agar seluruh bagian mulut botol terkena api secara merata. Pemutarannya dilakukan dengan hati-hati secara perlahan-lahan.
5. Dengan pinset steril yang sudah dingin, eksplan diambil dan dimasukkan ke dalam media.
6. Sebelum ditutup, mulut botol dan bagian dalam tutupnya (jika menggunakan alumunium foil) sebaiknya dibakar dulu.
7. Tutup botol dikencangkan dengan menggunakan karet gelang.
8. Label ditulis kemudian ditempelkan pada tutup.
Label ini berisi:
- Jenis tanaman (cukup kode).
- Bagian tanaman: daun, anther, pucuk, akar, dan sebagainya.
- Nama media (cukup kode).
- Tanggal penanaman.
9. Larutan HgCl2, bekas dikumpulkan dalam sebuah wadah kemudian dibuang di suatu tempat yang tidak akan mencemarkan sumber air minum, atau diuapkan sehingga diperoleh garam HgCl2 kembali.

D. Aklimatisasi
1. Perakaran planlet diperiksa: apakah terbentuk dari pucuk atau kalus; apakah sudah terbentuk bulu-bulu akar. Bulu-bulu akar lebih baik perkembangannya di media cair.
2. Planlet yang vitrous tidak akan tahan dikeluarkan dari botol, hanya planlet yang hijau kekar yang dapat bertahan. Oleh karena itu, harus dilakukan seleksi kultur.
3. Kultur yang akan dikeluarkan diberi intensitas cahaya yang tinggi selama 1-2 minggu.

Pada proses pemindahan, tindakan berikut perlu dilakukan:
1. Semua agar-agar dan bekas media dari planlet dicuci bersih karena media in vitro mengandung gula yang menarik serangga dan serangan penyakit.
2. Pada waktu pencucuian, diusahakan agar akar tidak sampai terputus.
3. Setelah dicuci, agar-agar dan bekas media dari plantlet direndam dalam larutan fungisida 2 g/l selama 30 menit.
4. Media tanam berupa kompos : pasir =1:1 (v/v) sebaiknya media steril/semi steril.
5. Setelah plantlet ditanam dalam pot kecil atau polibag kecil, tanaman disungkup dengan sungkup plastik. Sungkup plastik dapat secara individu maupun untuk beberapa pot.
6. Plantlet diletakkan pada tempat dengan intensitas cahaya 40-59%.
7. Temperatur aklimatisasi antara 25-30 0C. Temperatur lebih dari 30 0C dapat menyebabkan kematianplantlet. Pengaturan temperatur dapat dilakukan dengan penyiraman air secara berkala di atas sungkup.
8. Setelah 10-14 hari, sungkup dibika. Bila kelayuan plantlet masih terjadi , sungkup harus digunakan kembali. Setelah plantlet segar, sungkup dibuka kembali sampai akhirnya plantlet tidak perlu disungkup lagi.
9. Plantlet yang telah menunjukkan pertumbuhan dipindahkan ke nurseri dengan intensitas cahaya yang lebih tinggi. Setelah kuat, tanaman dipindah ke lapangan.

Dua tantangan hadang pengembangan tanaman biotek

Kementerian Pertanian (Kementan) menggarisbawahi setidaknya terdapat dua tantangan besar yang harus dicarikan solusinya oleh para pemangku kepentingan yang langsung terlibat dalam pengembangan tanaman biotek /rekayasa genetika atau Genetically modified or
Kementerian Pertanian (Kementan) menggarisbawahi setidaknya terdapat dua tantangan besar yang harus dicarikan solusinya oleh para pemangku kepentingan yang langsung terlibat dalam pengembangan tanaman biotek /rekayasa genetika atau Genetically modified organism (Gmo).

Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurhti mengatakan, pemerintah menyodorkan dua tantangan besar dalam pengembangan tanaman biotek di Tanah Air. Pertama, proses transformasi sistem pertanian tidak menggantungkan pada beberapa perusahaan atau beberapa negara. Menurutnya, saat ini adopsi teknologi yang diterapkan masih dalam skala kecil.

"Namun, apabila dibutuhkan dalam skala besar, maka kita harus mengimpornya.Itu pilihan yang harus kita buat dan bagaimana caranya untuk mempercepatnya," terang Bayu di Jakarta, Selasa (15/3/2011)

Tantangan kedua, sambung Bayu, berkenaan dengan keamanaan dan perlindungan kepada para petani juga terhadap perusahaan yang mengeluarkan benihnya. Merujuk pengalaman masa lalu, produk trangenik tidak luput dari ancaman pemalsuan bibit. Tindak pemalsuan bibit itu telah merugikan para petani dalam hal produksi. "Pihak perusahaan juga dirugikan karena barangnya dipalsukan orang lain," jelasnya.

Meski begitu, menurut dia, prinsipnya pemerintah menyambut positif terhadap pengembangan tanaman biotek di Tanah Air. Pasalnya, selama ini Indonesia sudah mengimpor hasil produksi tanaman biotek itu sepertihalnya jagung dan kedelai. "Kira-kira sekitar 80-90 persen kedelai yang kita impor itu Gmo, sudah beberapa negara yang sudah menggunakan benih Gmo, bahkan Eropa yang selama ini menentang penggunaan Gmo tapi beberapa negara sudah memanfaatkan teknologi ini," ujarnya.

Bayu menjelaskan, sebetulnya Indonesia sudah mengimplementasikan sistem teknologi pada gula dan jagung melalui hibridanya. Namun, untuk padi belum sampai mengadopsi sistem transgenik. Menurutnya, Indonesia membutuhkan terobosan teknologi baru. Sejak dirintis revolusi hijau seperti penggunaan benih, pupuk pada dekade 1970-an, praktis beluma ada terobosan teknologi pertanian baru. "Misalnya di Argentia, 100% pangannya sudah menggunakan teknologi Gmo," terang Bayu.

Ketua Dewan International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications (ISAAA) Clive James mengatakan, hingga kini 29 negara telah mengadopsi teknologi pertanian Gmo itu. Setidaknya 10 negara industri besar Amerika Serikat , Kanada, Australia dan Cina telah menerapkannya. Sementara, 10 negara lainnya merupakan negara berkembang, di antaranya Brazil, India, Argentina, Paraguay dan Afrika Selatan. Mereka menggunakan tanaman biotek untuk mendongkrak hasil tanamannya.

Padi Bervitamin A segera ditanam di Indonesia

Masyarakat Indonesia akan diberikan pilihan baru dalam hal mengonsumsi beras. Nantinya, tidak hanya memenuhi unsur karbohidrat, varietas benih padi juga dapat disisipkan pro vitamin A.
Masyarakat Indonesia akan diberikan pilihan baru dalam hal mengonsumsi beras. Nantinya, tidak hanya memenuhi unsur karbohidrat, varietas benih padi juga dapat disisipkan pro vitamin A. Paling tidak jenis tanaman biotek (rekayasa genetika) atau Genetically modified organism (Gmo)> itu sudah dapat dikomersialisasi pada 2014-2015 mendatang.

Adapun varieties padi tanaman biotek itu bernama golden rice ditemukan oleh lembaga peneltian padi internasional (IRRI) di Los Banos, Philipina.

Ketua Dewan International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications (ISAAA), Clive James, mengatakan, saat ini golden rice masih berupa gen. Tampilannya berwarna kuning jingga karena mengandung beta –karotena (pro vitamin A) atau dapat saja digabungkan dengan varietias tanaman padi yang ada di Tanah Air, misalnya Ciherang. Dengan begitu, tampilannya bisa tetap berwarna putih.

"Varietas tanaman biotek itu dapat menjadi alternatif bagi pemerintah untuk meningkatkan produktifitas hasil tanam sekaligus memperbaiki kandungan nutrisi padi yakni menambah pro vitamin A. Tidak dikonsumsinya buah atau sayur mayur mengandung vitamin A yang hilang akan tergantikan," terangnya.

Menurutnya, dalam kurun waktu 15 tahun setelah komersialisasi, akumulasi tanaman biotek melebihi 1 miliar hectare (ha) pada tahun lalu. Tidak hanya diadopsi oleh Amerika Serikat (AS), tanaman biotek juga ditanam 15,4 juta petani di 29 negara. Brazil, Paraguay, Afrika Selatan, Cina, Pakistan hingga Mynamar berhasil merevolusi sistem pertaniannya melalui adopsi tanaman biotek.

Dalam praktiknya penerapan tanaman biotek dinegara-negara berkembang itu, sambung Clive, merupakan petani miskin sumberdaya rendah dan berskala kecil . Pengembangan gen golden rice mampu menekan populasi manusia yang kekurangan vitamin A. "Selanjutnya kita berharap, Bangladesh, Vietnam dan Indonesia juga mengikutinya," terangnya.

Namun, Clive menambahkan, sebelum dipasarkan ke Indonesia, varietas padi hasil tanaman biotek itu tetap diteliti terlebih dahulu oleh Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika. Kajian itu disadari untuk diteliti lebih komprehensif apakah memenuhi standar keamanan pangan yang berlaku yang ditetapkan pemerintah Indonesia.

Meski begitu, Direktur Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SAMEO BIOTROP) Bambang Purwantara mengatakan, komersialisasi tanaman biotek di Tanah Air khususnya golden rice sangat bergantung pada aksebilitas semua pemangku kepentingan,baik pemerintah selaku regulator maupun dunia usaha. Karena itu, kesinambungan sosialisasi dan edukasi mengenai tanaman biotek menjadi fokus institusinya

Impor Buah Dari Cina Makin Menggila

Pada triwulan I-2011 ini, impor buah-buahan, terutama untuk jenis jeruk mandarin dan pir dari China, semakin merajalela.
Pada triwulan I-2011 ini, impor buah-buahan, terutama untuk jenis jeruk mandarin dan pir dari China, semakin merajalela. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan impor jeruk mandarin pada Januari-Maret 2011 senilai 85.352.866 dollar AS. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, nilai impor jeruk mandarin masih sebesar 68.103.952 dollar AS. Itu berarti impor jeruk mandarin triwulan I-2011 melonjak sekitar 25,32 persen dibandingkan dengan triwulan I-2010.

Kondisi yang sama terjadi pada impor buah pir. Bahkan, kenaikan nilai impor pir jauh lebih tinggi ketimbang jeruk mandarin. Masih merujuk data BPS, impor pir pada Januari-Maret 2011 senilai 30.392.987 dollar AS. Nilai ini melonjak 168,56 persen dibandingkan dengan Januari-Maret 2010 yang senilai 11.317.116 dollar AS.

Ketua Asosiasi Eksportir Sayuran dan Buah Indonesia (AESBI) Hasan Widjaja mengaku tidak terlalu kaget dengan kenaikan nilai impor buah dari China. Menurut dia, buah-buahan China memang memiliki banyak keunggulan, seperti harga yang lebih rendah dan ketersediaan pasokan yang melimpah. Jeruk mandarin dari China, misalnya, bisa dijual ke konsumen dengan harga Rp 17.000 per kilogram. Bandingkan dengan jeruk medan atau jeruk pontianak yang dijual lebih mahal, yaitu Rp 20.000 per kilogram. "Para pedagang otomatis memilih jeruk impor," ungkapnya kepada KONTAN, Rabu (4/5/2011).

Ketersediaan pasokan buah impor dari China juga menjadi penyebab lainnya. China sudah memiliki kawasan produksi buah-buahan dan sayuran yang memadai, baik dari sisi luas maupun teknologi penanamannya. Efeknya, mereka bisa memproduksi buah-buahan dan sayuran terus-menerus sepanjang tahun tanpa harus terhambat masalah cuaca.

Kondisi sebaliknya menimpa buah-buahan Indonesia. Produksi buah-buahan di beberapa daerah sering mentok akibat cuaca buruk. Indonesia juga tidak memiliki kawasan khusus yang dijadikan lumbung produksi buah. Akibatnya, saban tahun produksi buah-buahan lokal terus berfluktuasi sepanjang tahun. "Pedagang jelas tidak mau kalau pasokannya tidak menentu," kata Hasan.

Meski begitu, Hasan mengakui ada beberapa jenis buah yang memang harus diimpor karena Indonesia tidak memilikinya, seperti pir. Di sisi lain, permintaan pir dari masyarakat terus meningkat. Imbasnya, untuk memenuhi kebutuhan itu, impor merupakan jalan satu-satunya. "Pir memang tidak ada di Indonesia. Mau bagaimana lagi, impor harus dilakukan," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan harus lebih bijak dalam melihat impor buah dari China. Menurut dia, Indonesia belum memasuki skala ketergantungan pada buah-buahan impor dari China. Namun, impor itu kebanyakan untuk jenis-jenis tertentu yang tidak ada di Indonesia. "Kalau permintaan ada, sementara pasokan tidak ada, impor bukan sesuatu yang salah," ungkap Mari dalam keterangan pers

Tuesday 11 October 2011

Pupuk Organik Dari Sampah Kota

Debit sampah di kota besar semacam Jakarta bisa mencapai 8500 ton per hari.  Persentase terbesar dari jumlah sampah tersebut adalah sampah organik yang potensial untuk dikembangkan sebagai pupuk.  BPTP DKI Jakarta telah menghasilkan kajian dalam pemanfaatan limbah dengan metode pengomposan, formula pupuk organik padat dalam bentuk pelet dan granul ("HPS Granular/HPS Pelet'), dan pupuk organik cair "HPS-1" (Harapan Petani Sejahtera).
Teknologi pengomposan sampah organik pasar yang telah teruji paling sesuai untuk jenis sampah tersebut (kandungan air sangat tinggi) adalah melalui pengaturan sistem drainase melalui kemiringan bidang pengomposan sebesar 15o serta pembuatan alur-alur pembuangan lindi pada bidang sejajar kemiringan bidang. Selain itu melalui pengaturan sistem aerasi menggunakan bambu atau paralon yang dilubangi pada sisi-sisinya dan ditanam di dalam tumpukan bahan kompos; serta perlakuan inokulasi menggunakan mikroba eksogenous.  Karakteristik kimia kompos yang dihasilkan, diantaranya, C organik 13%, N-total 3,53%, P-total 0,53%, K-total 4,44%, Ca 5,80%, Mg 1,34%, C/N ratio 10 setelah 14 hari waktu pengomposan.
Komposisi formula pupuk organik padat dalam bentuk pelet dan granul berbahan baku kompos sampah kota (Pupuk HPS Granular/HPS Pelet) yang dikembangkan meliputi tepung kompos sampah kota 75% (b/b), Batuan Fosfat 10% (b/b), Arang Sekam 10% (b/b), Zeolit 5% (b/b), serta kultur campuran penambat N-bebas dan pelarut fosfat dengan kerapatan minimal 106 sel.g-1 bahan pupuk.  Formulasi pupuk HPS-1 meliputi ekstrak sampah sayur dan buah 70% (v/v) dan Molase 30% (v/v) yang difermentasi secara anaerobik selama 14 hari menggunakan kultur campuran Lactobacillus sp.  Hasil fermentasi sebanyak 80% (v/v) diperkaya hasil fermentasi batuan fosfat 20% (v/v) dan kultur campuran pelarut fosfat (Pseudomonas sp.) dan penambat N bebas (Azozpirilium sp.), masing-masing dengan kerapatan 106-109 sel.ml-1.
Pada beberapa komoditas tanaman sayuran (terong, kacang panjang, sawi, selada, bayam, dan kangkung serta jagung manis)  pupuk HPS Granul, HPS Pelet, maupun HPS-1 (cair) memiliki nilai efektivitas agronomis nisbih (RAE) berkisar 60-87% dibandingkan pupuk kimia NPK (Teknologi Petani).  Berdasarkan nilai RAE tersebut, maka pupuk HPS tersebut secara umum layak untuk digunakan sebagai pupuk alternatif pengganti pupuk kimia dalam sistem pertanian organik tanpa pupuk mineral/kimia atau dapat juga dikombinasikan dengan pupuk kimia guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pupuk kimia dalam sistem pertanian konvensional.
Teknologi pembuatan pupuk dari sampah tersebut telah didiseminasikan pada semua wilayah di DKI Jakarta, baik melalui forum yang difasilitasi oleh Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Pertanian di lima wilayah kota, maupun melalui media dan kegiatan diseminasi BPTP Jakarta (media cetak, audio visual, gelar dan temu teknologi, serta pertemuan rutin dengan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani). 
Hingga saat ini, Teknologi pengomposan pupuk dari sampah kota telah diadopsi oleh Kelompok Tani Adenium Jaya, Jagakarsa, Jakarta Selatan.  Sementara itu, teknologi pembuatan pupuk cair (HPS-1) telah diadopsi oleh Kelompok Tani Nusa Indah, Jakarta Selatan. 
Penerapan pembuatan pupuk organik padat dan cair sedang diinisiasi untuk diterapkan di Kelompok Tani Primatara dan Kelompok Peternak di Wilayah Mampang Prapatan, Jakarta selatan.  Selain itu, tercatat beberapa kelompok masyarakat dan kelompok tani telah menelusuri lebih lanjut informasi teknologi yang dikembangkan guna ditindaklanjuti dalam penerapan di lapang.

Fokus Inisiatif Sektor Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan Indonesia Terkait Amaf Ke-33

Berkaitan dengan kesepakatan APTERR, Indonesia mendukung penuh dan telah sama-sama menandatangani kesepakatan tersebut.  Merespon mandat yang diberikan para pemimpin ASEAN pada ASEAN Summit ke-18 bulan Mei 2011 di Jakarta, Indonesia mengingatkan perlunya pengkajian lebih lanjut ide memperluas APTERR untuk komoditas selain beras dan pemanfaatan APTERR untuk mengatasi masalah volatilitas harga.

Berkaitan dengan Global Rice Science Partnership (GRiSP), Indonesia menawarkan Balai Besar Penelitian Padi di Sukamandi untuk dapat dimanfaatkan sebagai sarana penelitian padi lingkup ASEAN.  Tawaran tersebut mendapat apresiasi positif dari Negara anggota ASEAN dan IRRI.

Dalam rangka meningkatkan program penelitian dan pengembangan (Litbang) pertanian lingkup ASEAN, Indonesia mengusulkan inisiatif untuk meningkatkan keterkaitan Litbang lingkup ASEAN dengan berbagai komoditas dan bidang masalah.

Indonesia memperoleh kepercayaan dengan disetujuinya kembali Laboratorium Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Kementerian Pertanian yang berlokasi di Gunung Sindur, Bogor sebagai Laboratorium rujukan ASEAN untuk sejumlah vaksin hewan, seperti: Newcastle Disease Vaccine, Infectious Coryza Vaccine, dan Fowl Cholera Vaccine.

Terkait dengan program pengembangan bio-energy, Indonesia menekankan untuk lebih mengutamakan pemanfaatan biomass dari sector kehutanan dan limbah pertanian. Dengan demikian, pengembangan bio-energy tidak menyebabkan kompetisi dengan pemenuhan kebutuhan pangan.

Terkait sektor kehutanan, Indonesia sepakat untuk membentuk ASEAN-Korea Forest Cooperation (AFOCO) dimana draft agreement AFOCO tersebut dapat ditandatangani pada ASEAN Summit ke-19 bulan November 2011 di Bali.  Indonesia juga mengusulkan posisi bersama ASEAN di bidang climate change REDD+ untuk dibawa ke Sidang COP yang akan datang.

Sektor kehutanan pada agenda Sidang AMAF ke-33 mendapat tempat tersendiri karena tahun 2011 bertepatan dengan ASEAN merayakan Tahun Kehutanan Internasional.  Dengan perayaan tersebut, diharapkan turut mendorong kinerja sektor kehutanan ke depan.  Indonesia disetujui pula sebagai lead country dalam pengembangan ASEAN Mangrove Network (AMNET).  Selain itu, semua Negara ASEAN menyatakan komitmennya untuk sungguh-sungguh mewujudkan Social Forestry Network dalam pengelolaan hutan lestari.

Terkait dengan Resolution on Sustainable Fisheries for Food Security on the ASEAN Region towards 2020, perikanan budidaya di Indonesia akan dikembangkan lebih jauh sebagai penghasil produk perikanan terbesar untuk mendukung ketahanan pangan di kawasan ASEAN.  Selanjutnya mengingat potensi sumberdaya perikanan yang sangat besar di kawasan ASEAN, Indonesia mengusulkan dibentuknya ASEAN Senior Official on Fisheries (ASOFi).  SOM AMAF memahami perlunya forum tersebut, namun meminta dikaji lebih lanjut pada tingkat Working Group yang relevan.

Monday 10 October 2011

Cara Membudidayakan Jamur Merang

untuk kamu" yang ingin membudidayakan atau berbisnis jamur merang ,ini ada info membudidayakan jamur merang .. :)


bahan:

Jerami padi
Abu sekam padi
Air kapur sirih
Bedeng-bedeng atap dari daun kelapa
Sebidang tanah yang dekat perairan


pembibitan :
1. cari jamur payung di peranian bibit jamur merang
2. iris-iris jamur, payungnya saja lalu masukkan dalam panci siramlah air hangat supaya steril
3. aduk abu sekam, sekam mentah dan irisan jamur dicampur air bersih dengan banyak irisan 3/4 Kg. Tutup rapat pada tempat teduh selama 2-4 hari
4. setelah 2-4 hari dibuka tutupnya akan terlihat serabut benang putih seperti sarang laba-laba. Apabila tidak terlihat serabut putih berarti gagal.

cara :
1. Jerami padi, abu sekam, sekam padi dicampur air kapur yang banyak diaduk-aduk merata, dikomposkan dulu 3-4 hari hingga membusuk.
2. Buatlah bedengan jerami padi yang sudah dikompos diikat, ditumpuk melintang bersilangan 2 lapis diatas tanah ukuran 5 X 1 meter, beri alas batu bata/ batu kali tinggi 20 cm
3. Selang 2 lapis susunan merang jerami taburlah sekam segar, abu sekam di atas permukaan, siramlah 1 kaleng minyak tanah di atas permukaan.
4. Taburkan bibit jamur merang secara merata ditepi permukaan bedengan, ditutup dengan sekam tipis-tipis saja. Siramlah dengan air secukupnya pergunakan gembor air.

Perawatan dan Panen
1. Bedengan disiram air bersih 1 minggu pagi dan sore. setelah itu selang 2 hari sekali diatur suhunya supaya konstan (bila kurang air disiram lagi/ bila lebih maka katup jendela dibuka)
2. Setelah 20 hari, jamur-jamur sudah tumbuh dan siap dipanen. Panen dapat dilakukan terus menerus sampai 3 bulan hanya membutuhkan pembbibitan baru laagi.