Sunday 4 December 2011

Pengendalian Tikus Sawah Dengan Sistem Bubu Perangkap

Tikus merupakan hama utama pada tanaman padi. Akibat serangan hama tikus ini sangat merugikan bagi petani.  Tikus menyerang padi pada semua stadia pertumbuhan padi mulai dari persemaian sampai padi menjelang panen.
Tikus sawah mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi. Periode perkembang-biakan hanya terjadi pada saat tanaman padi periode generatif. Dalam satu musim tanam padi, tikus sawah mampu beranak hingga 3 kali dengan rata-rata 10 ekor anak per kelahiran. Tikus betina relatif cepat matang seksual (±1 bulan) dan lebih cepat daripada jantannya (±2-3 bulan). Cepat/lambatnya kematangan seksual tersebut tergantung dari ketersediaan pakan di lapangan. Masa kebuntingan tikus betina sekitar 21 hari dan mampu kawin kembali 24-48 jam setelah melahirkan (post partum oestrus).

Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) Pada Padi

Jika anda menemukan tanaman padi yang muda pada saat fase awal pertumbuhan tiba-tiba layu dan akhirnya mati.  Begitu juga jika anda menemukan tanaman padi yang telah dewasa tepi daunya berwarna keabu-abuan dan akhirnya mengering.  Kemungkinan besar tanaman padi anda   terserang penyakit hawar daun bakteri (HDB).
Tanaman padi yang terserang penyakit hawar daun bakteri (HDB) pada fase awal pertumbuhan, tanaman layu dan akhirnya mati.  Gejala inilah yang biasanya oleh petani disebut dengan penyakit kresek. Sedangkan pada tanaman dewasa serangan mulai dari tepi daun berwarna keabu-abuan dan akhirnya mengering sehingga tanaman tidak dapat berfotosintesisi dengan baik sehingga pertumbuhan tanaman terganggu.  Apabila serangan pada saat tanaman berbunga, hawar daun bakteri ini dapat menyebabkan kerugian  yang sangat besar dengan mengurangi hasil sampai 50-70% akibat pengisian gabah terhambat sehingga gabah hampa meningkat.
Penyakit hawar daun bakteri (HDB) ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv.oryzae.  Bakteri patogen ini biasa disebut juga dengan patogen Xoo.  Di masyarakat secara umum penyakit hawar daun bakteri ini disebut juga sebagai  penyakit kresek.  Mungkin tanaman yang terserang penyakit hawar daun bakteri ini bunyinya kresek-kresek pada saat tertiup angin, sehingga untuk memudahkan akhirnya disebut sebagai penyakit kresek.
Serangan penyakit hawar daun bakteri ini menyerang tanaman padi mulai dari persemaian sampai tanaman padi menjelang panen.  Infeksi dimulai dari bagian daun melalui  luka seperti bekas potongan bibit padi atau lubang alami daun seperti stomata (lubang daun) dan merusak klorofil daun, sehingga kemampuan daun untuk melakukan fotosintesis menjadi menurun  dan pertumbuhan tanaman terhambat.
Penyakit hawar daun bakteri (HDB) ini biasanya menyerang tanaman padi pada saat musim hujan.  Kondisi pertanaman dengan kelembaban yang tinggi dan pemupukan yang tidak berimbang dengan dosis pupuk nitrogen yang tinggi.

Panduan Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi (PHSL dan PuPS)

Seringkali para petani padi memupuk tanamanya menggunakan perhitungan secara turun temurun, pada beberapa petani bahkan asal memberi pupuk saja tidak tahu berapa jumlah dan jenis pupuk apa saja yang  seharusnya diberikan.  Kebiasaan yang kurang tepat ini menyebabkan tanaman tidak mampu berproduksi secara maksimal sesuai potensinya.
Walaupun di beberapa daerah sudah mempunyai rekomendasi pemupukan padi sawah, namun rekomendasi pemupukan ini juga masih banyak yang belum mengetahuinya secara jelas.  Selain itu rekomendasi pemupukan ini juga masih bersifat umum, belum memperhatikan kondisi setempat secara detil seperti varietas apa yang ditanam, bagaimana teknik budidaya yang dilakukan maupun  kisaran hasil yang diharapkan.  Kondisi ini memerlukan suatu panduan  yang dapat memberikan  rekomendasi pemupukan padi sawah yang bisa diakses dengan mudah, bersifat praksis, mudah diaplikasikan  serta murah.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,  Kementrian Pertanian  RI bekerjasama dengan Internasional Rice Research Institute (IRRI) telah merilis panduan pemupukan padi sawah spesifik lokasi ini dengan nama Pemupukan Hara Padi Sawah Spesifik Lokasi (PHSL) atau disebut juga dengan Nutrien Manager for Rice (NM Rice).  Aplikasi piranti lunak telah dirilis cukup lama mulai Januari 2011, piranti ini disediakan untuk memudahlkan para petani, petugas teknis maupun penyuluh pertanian dalam menghitung kebutuhan pemupukan tanaman padi spesifik lokasi sehingga pemupukan dapat dialakukan secara tepat pada saat yang tepat.

Panduan Penggunaan Piranti Lunak Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi PuPS ver 1.1

Piranti lunak Pemupukan padi sawah spesifik lokasi PuPS ver 1.1 merupakan piranti lunak yang digunakan untuk membantu dalam menentukan rekomendasi takaran pupuk padi sawah di setiap lokasi. Piranti lunak PuPS 1.10 dapat menentukan rekomendasi takaran dan waktu aplikasi pupuk N, P, K untuk setiap persil lahan sawah petani. Rekomendasi pemupukan yang  dihasilkan tersebut  sudah mempertimbangkan masukan hara dalam bentuk bahan organik, anorganik  atau dari sumber lain
Piranti lunak PuPS  ini dikembangkan oleh tim peneliti dari International Rice Research Institute (IRRI) bersama dengan Tim Teknis Kelompok Kerja Pemupukan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan  Pertanian (Ballitbang) Kementerian Pertanian RI. Data diperoleh dari hasil-hasil penelitian pemupukan padi sawah yang saat ini sudah disebarluaskan dan sejalan dengan prinsip – prinsip Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang selama dikembangkan.
Penggunaan piranti lunak PuPS ini membantu para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bersama petani dalam menetapkan takaran dan waktu pemupukan padi di lahan sawah pada musim tanam yang akan dihadapi sesuai dengan kebutuhan hara dan pertumbuhan tanaman. Ketepatan saran rekomendasi pemupukan dengan piranti lunak ini sangat bergantung pada ketepatan informasi data yang dimasukan yang  diperoleh dari petani.

Pengendalian Ulat Buah Cabai Helicoverpa spp.

Ulat Buah Cabai Helicoverpa spp HSN ini dulunya dikenal dengan nama Ulat Buah Heliothis spp.  Ulat buah cabai ini biasanya akan menyerang cabai mulai cabai masih berwarna hijau hingga pada saat cabai masak.  Ulat menyerang cabai dengan cara mengebor dan masuk ke dalam buah cabai.  Akibat serangan ulat ini cabai menjadi rusak sehingga tidak bisa dijual ke pasar.
Ulat buah cabai Helicoverpa dapat dikendalikan dengan beberapa cara,  antara lain :
Secara Kultur Teknis, dengan cara menanam tanaman cabai pada lahan yang sebelumnya bukan ditanami dengan tanaman cabai atau tomat.
Secara Mekanis.  ulat buah dapat dikendalikan dengan cara mengumpulkan buah-buahan yang terserang ulat dan memusnahkanya dengan cara  menguburnya di dalam tanah atau di bakar.
Secara Sanitasi, dengan cara membersihkan gulma atau rerumputan di sekitar pertanaman.  Gulma atau rerumputan merupakan inang / tempat hidup bagi ulat, dengan pembersihan gulma / rerumputan berarti akan menekan populasi ulat.

Cara Praktis Membuat Telor Asin

Telur jika hanya dikonsumsi dalam keadaan segar saja tidak mampu disimpan dalam waktu  yang terlalu lama.  Telur menjadi rusak dan tidak dapat dikonsumsi jika disimpan terlalu lama.  Oleh karena itu telur perlu diperlakukan dengan baik agar awet dan daya simpanya dapat dipertahankan dalam waktu yang lebih lama.
Untuk menjaga kesegaran dan mutu isi telur, diperlukan teknik penanganan yang tepat, agar nilai gizi telur tetap baik serta tidak berubah rasa, bau, warna, dan isinya.
Secara umum prinsip pengawetan telur adalah untuk mencegah masuknya bakteri pembusuk ke dalam telur yang dapat merusak telur dan mencegah keluarnya air dari dalam telur.
Pengawwetan telur secara utuh bersama dengan kulitnya (kerabang) dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain proses pendinginan; proses pembungkusan kering;  proses pelapisan dengan minyak; proses pencelupan dalam berbagai cairan.

Peringatan Hari KORPRI ke- 40: KORPRI Diminta Lebih Profesional, Kompeten dan Berintegrasi Tinggi


Jakarta – Upacara peringatan Hari Ulang Tahun Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) ke 40 lingkup Kementerian Pertanian dilaksanakan di lapangan upacara kantor Kementerian Pertanian pada selasa (29/11).
Pada kesempatan ini, Wakil Menteri Pertanian, Dr. Rusman Heriawan membacakan sambutan dari Presiden Republik Indonesia, DR. Susilo Bambang Yudhoyono  yang mengatakan KORPRI sebagai bagian utama dari jalannya roda pemerintahan dituntut untuk meningkatkan profesionalismenya, meningkatkan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat, dan abdi pemerintah yang lebih profesional, kompeten dan berintegrasi tinggi.