Tuesday 9 May 2017

Ini Syarat Agar Sektor Pertanian Indonesia Mandiri


Sektor pertanian Indonesia saat ini belum sepenuhnya mandiri. Salah satunya terkait penyediaan alat-alat pertanian yang hingga kini harus impor.  
Sebab itu, pemerintah dinilai perlu melakukan pembenahan menyeluruh dari sisi data maupun kebijakan pertanian yang berkaitan dengan industri, untuk mendukung pertanian dan industri nasional.
Ini diungkapkan Pengamat Ekonomi Pertanian dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) Ricky Avenzora yang mengatakan sejatinya, Indonesia sudah mumpuni dalam hal memperkuat sektor pertanian. Sehingga tidak perlu bergantung dari impor.
"Pertanian haruslah bukan hanya dimaknai sebagai sektor pembangunan, bukan pula hanya sebagai komoditas ekonomi, maupun hanya sebagai cultural history saja. Secara hakekat, pertanian haruslah dimaknai dan dinyatakan sebagai soko-guru kehidupan," jelas dia, Selasa (21/3/2017). 
Sebagai contoh kasus impor kepala cangkul beberapa waktu lalu yang menjadi bukti industri nasional masih belum terintegrasi dari hulu ke hilir. Di mana bahan baku baja yang kebutuhan produksi cangkul industri dalam negeri tak tersedia.
Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan, pemerintah mengimpor kepala cangkul sebanyak 86.160 unit melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). Jumlah tersebut sebesar 5,7 persen dari keseluruhan izin impor yang diberikan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebanyak 1,5 juta unit.
Kebutuhan cangkul nasional rata-rata sebesar 10 juta unit per tahun dan belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri.
Jangankan untuk memproduksi  cangkul, Indonesia dinilai sebenarnya sudah lama mampu menciptakan berbagai prasyarat memperkuat sektor pertanian.
Fenomena impor cangkul, itu juga bisa memberi sinyal tidak sinkronnya berbagai lembaga kementerian dan perusahaan BUMN dalam mendukung industri dan pertanian nasional.
Untuk itu, kata Ricky, perlu political orietation dan political will dalam membangun pertanian tidak boleh lekang oleh perubahan rezim pemerintah, serta juga tidak boleh lapuk oleh paradigma modernisasi dan teknologi.
Sehingga, setiap petani, baik pada tataran individu maupun komunal,  beserta satuan ruang yang menjadi tempat tercipta dan terjadinya rangkaian dinamika pertanian, harus  menjadi subjek utama yang harus selalu dijaga, diperkokoh dan diperbesar eksistensinya.
"Adapun jenis, kualitas serta kuantitas komoditas pertanian yang dipilih output yang harus direncanakan pencapaiannya utk menjamin terciptanya kedaulatan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia," jelas dia.
Dia mengatakan, ada sejumlah prasyarat agar sektor pertanian bisa mandiri. Pertama, adanya kesadaran yang tinggi akan hakekat pertanian, kedua; adanya kesungguhangoodwill pemerintah untuk  menegakan hakekat pertanian, dan juga perlu dibuat  UU Pertanian. Pertanian, terbukti, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Berbagai komoditas yang dihasilkan pada berbagai jenis/kelompok kegiatan pertanian, hanyalah merupakan suatu bentuk compliment dari berbagai proses dan fase kegiatan yang dilakukan.
Demikian juga dengan berbagai nilai ekonomi yang didapatkan, tak lain sesungguhnya hanyalah merupakan decorative values dari semua kegiatan yang dilakukan.
"Jika kita semua mampu menyadari hakekat tersebut, maka berikutnya kita semua juga harus sepakat bahwa suatu soko-guru haruslah dijaga, dirawat dan terus diperbesar serta diperkokoh eksistensinya," dia menandaskan.
Semua itu hanya akan dicapai, jika anggaran pertanian, kehutanan dan perkebunan bisa dialokasikan pada besaran 15 persen dari APBN secara kontinyu setidaknya hingga 25 tahun mendatang.

sumber liputan6.com

Saturday 17 March 2012

Sidang ke-2 ASEAN-India Working Group on Agriculture and Forestry Cooperation, Palembang, 6-7 Maret 2012


Jakarta, Senin, 12 Maret 2012. Pertemuan ASEAN-India Working Group on Agriculture and Forestry Cooperation telah berlangsung pada tanggal 6-8 Maret 2012 di Hotel Aryaduta, Palembang dengan dihadiri oleh 70 peserta dari negara-negara anggota ASEAN, India dan ASEAN Secretariat. Sidang menghasilkan sekitar 14 proposal kerjasama di bidang pangan, pertanian dan kehutanan dalam area ketahanan pangan dan peningkatan akses pasar, yang disepakati untuk dikerjasamakan setelah mendapatkan persetujuan pada pertemuan tingkat Menteri akhir tahun ini.
Dari hasil pertemuan sebelumnya telah disetujui 3 program pelatihan alsintan, pengolahan produk kedelai dan serealia, serta peningkatan nilai tambah produk pertanian, yang akan dilaksanakan di India tahun ini. Disamping itu juga akan diluncurkan ASEAN-India Newsletter dalam bentuk cetak maupun elektronik sebagai sarana publikasi dan informasi secara reguler setahun 2 kali.

Pembekalan Pejabat Pengelola Keuangan Satker Pusat & UPT Vertikal Lingkup Kementerian Pertanian


Jakarta – Mensikapi tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan keuangan kedepan, dimana akurasi, kecepatan, ketaatan terhadap peraturan perundangan, kemampuan untuk recording dan reporting yang akan menghasilkan laporan keuangan yang handal, transparansi, dan akuntabilitas menjadi tuntutan yang harus mampu dijawab dan dilaksanakan oleh seluruh pejabat pengelola keuangan Negara, khususnya dilingkup Kementerian Pertanian. 

Oleh karena itu, kegiatan Pembekalan Bagi Pejabat Pengelola Keuangan Satker Pusat & UPT Vertikal Lingkup Kementerian Pertanian yang dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 6 sampai dengan 7 Maret di Aula Gedung F Kantor Pusat Kementerian Pertanian menjadi semakin penting. Variasi materi yang disajikan, pembicara yang kompeten menjadikan semua kursi yang disediakan untuk 300 peserta tetap terisi sejak pembukaan sampa

Wamentan Minta Dukungan Kemendag Untuk Tumbuhkan Sektor Pertanian


Jakarta – Wakil Menteri Pertanian, Dr. Rusman Heryawan secara khusus meminta dukungan kementerian perdagangan dalam menggerakkan pertumbuhan sektor pertanian khususnya pada empat komoditi yaitu komoditi tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan. Hal tersebut disampaikan Wamentan pada acara Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2012 di Jakarta (7/3/2012).
Menurut Wamentan, komoditi tanaman pangan membutuhkan dukungan manajemen stok untuk konsumsi industri pangan dan pakan, kebijakan fiskal terhadap bea masuk produk tanaman pangan, promosi diversifikasi konsumsi pangan, pengawasan mutu beras yang beredar, dan perbaikan jaringan pemasaran jagung dari sentra produksi, serta fasilitasi pasar lelang jagung dan pengembangan resi gudang.

Pemerintah Tunda Implementasi Permentan 89 dan 90


JAKARTA –- Pemerintah memutuskan untuk menunda implementasi permentan yang membatasi pintu masuk impor hortikultura. Permentan no 89 dan 90 tahun 2011 ditunda pemberlakuannya selama tiga bulan, kata Menteri Pertanian Suswono dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (6/3).

Kepada wartawan, Mentan menjelaskan Peraturan Menteri Pertanian tersebut mengatur tentang penetapan empat pemasukan buah – buahan dan atau sayuran buah segar serta hasil tumbuhan hidup berupa sayuran umbi lapis segar ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia yaitu di Pelabuhan Laut Belawan.

Saturday 10 March 2012

Penyerahan Laporan Keuangan Kementerian Tahun 2011 Kepada BPK-RI

Diharapkan Laporan Keuangan kami Tahun 2011, dapat memperoleh opini yang lebih baik, ungkap Menteri Pertanian Suswono. (Jakarta  29/02/12) 
Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2011 diterima Anggota IV BPK RI, Ali Masykur Musa. Maksud penyerahan Laporan Keuangan tersebut untuk memenuhi persyaratan pemeriksaan oleh BPK RI. Menteri Pertanian di dampingi Setjen, Irjen dan Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan. Menteri bersama Rombongan diterima diruang kerja BPK-RI gedung Umar Wirahadikusuma, selasa 29 Februari2012.
Laporan Keuangan Kementerian Pertanian sebelumnya Tahun 2010 mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). “Diharapkan tahun 2011, kami mendapat opini yang lebih baik”, ungkap Menteri. Hal tersebut beralasan pengungkapannya sudah sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Selain itu sudah ada upaya meningkatkan kualitas penyajian Laporan Keuangan tahun 2011. Diantaranya, Inventarisasi aset bermasalah, monitoring satker inaktif dan pensertifikatan tanah juga diupayakan peningkatan kualitas SDM pengelola keuangan dan pelaporan keuangan dan penertiban satker yang efektif dan termonitor.

Mentan Ajak Pondok Pesantren Ikut Program Pemberdayaan Petani

Jombang – Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. Ir. Suswono, MMA mengajak pondok pesantren untuk ikut serta dalam menyukseskan upaya peningkatan kesejahteraan petani melalui berbagai program Pemberdayaan Petani. Hal ini dikatakan Mentan saat menghadiri silaturahmi Ikatan Toriqoh Qodiriyah Wan Naqsyabandiyah (ITQON) di Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang, Jawa Timur (Sabtu, 3/3/2012).

“Program-program di Kementerian Pertanian banyak yang bisa diakses, banyak yang bisa dimanfaatkan. Salah satunya adalah Program Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3). Bagi pesantren yang belum ada program peternakan atau pertaniannya, silahkan nanti kita bisa kerjasama,  membangun, memberdayakan masyarakat, dengan demikian kita bisa meningkatkan taraf kehidupan mereka,” kata Mentan.