Saturday 17 March 2012

Sidang ke-2 ASEAN-India Working Group on Agriculture and Forestry Cooperation, Palembang, 6-7 Maret 2012


Jakarta, Senin, 12 Maret 2012. Pertemuan ASEAN-India Working Group on Agriculture and Forestry Cooperation telah berlangsung pada tanggal 6-8 Maret 2012 di Hotel Aryaduta, Palembang dengan dihadiri oleh 70 peserta dari negara-negara anggota ASEAN, India dan ASEAN Secretariat. Sidang menghasilkan sekitar 14 proposal kerjasama di bidang pangan, pertanian dan kehutanan dalam area ketahanan pangan dan peningkatan akses pasar, yang disepakati untuk dikerjasamakan setelah mendapatkan persetujuan pada pertemuan tingkat Menteri akhir tahun ini.
Dari hasil pertemuan sebelumnya telah disetujui 3 program pelatihan alsintan, pengolahan produk kedelai dan serealia, serta peningkatan nilai tambah produk pertanian, yang akan dilaksanakan di India tahun ini. Disamping itu juga akan diluncurkan ASEAN-India Newsletter dalam bentuk cetak maupun elektronik sebagai sarana publikasi dan informasi secara reguler setahun 2 kali.

Pembekalan Pejabat Pengelola Keuangan Satker Pusat & UPT Vertikal Lingkup Kementerian Pertanian


Jakarta – Mensikapi tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan keuangan kedepan, dimana akurasi, kecepatan, ketaatan terhadap peraturan perundangan, kemampuan untuk recording dan reporting yang akan menghasilkan laporan keuangan yang handal, transparansi, dan akuntabilitas menjadi tuntutan yang harus mampu dijawab dan dilaksanakan oleh seluruh pejabat pengelola keuangan Negara, khususnya dilingkup Kementerian Pertanian. 

Oleh karena itu, kegiatan Pembekalan Bagi Pejabat Pengelola Keuangan Satker Pusat & UPT Vertikal Lingkup Kementerian Pertanian yang dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 6 sampai dengan 7 Maret di Aula Gedung F Kantor Pusat Kementerian Pertanian menjadi semakin penting. Variasi materi yang disajikan, pembicara yang kompeten menjadikan semua kursi yang disediakan untuk 300 peserta tetap terisi sejak pembukaan sampa

Wamentan Minta Dukungan Kemendag Untuk Tumbuhkan Sektor Pertanian


Jakarta – Wakil Menteri Pertanian, Dr. Rusman Heryawan secara khusus meminta dukungan kementerian perdagangan dalam menggerakkan pertumbuhan sektor pertanian khususnya pada empat komoditi yaitu komoditi tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan. Hal tersebut disampaikan Wamentan pada acara Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2012 di Jakarta (7/3/2012).
Menurut Wamentan, komoditi tanaman pangan membutuhkan dukungan manajemen stok untuk konsumsi industri pangan dan pakan, kebijakan fiskal terhadap bea masuk produk tanaman pangan, promosi diversifikasi konsumsi pangan, pengawasan mutu beras yang beredar, dan perbaikan jaringan pemasaran jagung dari sentra produksi, serta fasilitasi pasar lelang jagung dan pengembangan resi gudang.

Pemerintah Tunda Implementasi Permentan 89 dan 90


JAKARTA –- Pemerintah memutuskan untuk menunda implementasi permentan yang membatasi pintu masuk impor hortikultura. Permentan no 89 dan 90 tahun 2011 ditunda pemberlakuannya selama tiga bulan, kata Menteri Pertanian Suswono dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (6/3).

Kepada wartawan, Mentan menjelaskan Peraturan Menteri Pertanian tersebut mengatur tentang penetapan empat pemasukan buah – buahan dan atau sayuran buah segar serta hasil tumbuhan hidup berupa sayuran umbi lapis segar ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia yaitu di Pelabuhan Laut Belawan.

Saturday 10 March 2012

Penyerahan Laporan Keuangan Kementerian Tahun 2011 Kepada BPK-RI

Diharapkan Laporan Keuangan kami Tahun 2011, dapat memperoleh opini yang lebih baik, ungkap Menteri Pertanian Suswono. (Jakarta  29/02/12) 
Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2011 diterima Anggota IV BPK RI, Ali Masykur Musa. Maksud penyerahan Laporan Keuangan tersebut untuk memenuhi persyaratan pemeriksaan oleh BPK RI. Menteri Pertanian di dampingi Setjen, Irjen dan Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan. Menteri bersama Rombongan diterima diruang kerja BPK-RI gedung Umar Wirahadikusuma, selasa 29 Februari2012.
Laporan Keuangan Kementerian Pertanian sebelumnya Tahun 2010 mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). “Diharapkan tahun 2011, kami mendapat opini yang lebih baik”, ungkap Menteri. Hal tersebut beralasan pengungkapannya sudah sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Selain itu sudah ada upaya meningkatkan kualitas penyajian Laporan Keuangan tahun 2011. Diantaranya, Inventarisasi aset bermasalah, monitoring satker inaktif dan pensertifikatan tanah juga diupayakan peningkatan kualitas SDM pengelola keuangan dan pelaporan keuangan dan penertiban satker yang efektif dan termonitor.

Mentan Ajak Pondok Pesantren Ikut Program Pemberdayaan Petani

Jombang – Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. Ir. Suswono, MMA mengajak pondok pesantren untuk ikut serta dalam menyukseskan upaya peningkatan kesejahteraan petani melalui berbagai program Pemberdayaan Petani. Hal ini dikatakan Mentan saat menghadiri silaturahmi Ikatan Toriqoh Qodiriyah Wan Naqsyabandiyah (ITQON) di Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang, Jawa Timur (Sabtu, 3/3/2012).

“Program-program di Kementerian Pertanian banyak yang bisa diakses, banyak yang bisa dimanfaatkan. Salah satunya adalah Program Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3). Bagi pesantren yang belum ada program peternakan atau pertaniannya, silahkan nanti kita bisa kerjasama,  membangun, memberdayakan masyarakat, dengan demikian kita bisa meningkatkan taraf kehidupan mereka,” kata Mentan.

Pemerintah Tunda Implementasi Permentan 89 dan 90

JAKARTA –- Pemerintah memutuskan untuk menunda implementasi permentan yang membatasi pintu masuk impor hortikultura. Permentan no 89 dan 90 tahun 2011 ditunda pemberlakuannya selama tiga bulan, kata Menteri Pertanian Suswono dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (6/3).

Kepada wartawan, Mentan menjelaskan Peraturan Menteri Pertanian tersebut mengatur tentang penetapan empat pemasukan buah – buahan dan atau sayuran buah segar serta hasil tumbuhan hidup berupa sayuran umbi lapis segar ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia yaitu di Pelabuhan Laut Belawan.

Kedua Permentan tersebut yaitu Nomor 89/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 37/Kpts/HK.060/1/2006 tentang Persyaratan Teknis dan Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk Pemasukan Buah – Buahan dan/atau Sayuran Buah Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia dan  Peraturan Menteri Pertanian Nomor 90/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 18/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Persyaratan dan Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk Pemasukan Hasil Tumbuhan Hidup Berupa Saturan Umbi Lapis Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

impor buah cina menggila

Pada triwulan I-2011 ini, impor buah-buahan, terutama untuk jenis jeruk mandarin dan pir dari China, semakin merajalela.
Pada triwulan I-2011 ini, impor buah-buahan, terutama untuk jenis jeruk mandarin dan pir dari China, semakin merajalela. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan impor jeruk mandarin pada Januari-Maret 2011 senilai 85.352.866 dollar AS. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, nilai impor jeruk mandarin masih sebesar 68.103.952 dollar AS. Itu berarti impor jeruk mandarin triwulan I-2011 melonjak sekitar 25,32 persen dibandingkan dengan triwulan I-2010.

Wamentan Minta Dukungan Kemendag Untuk Tumbuhkan Sektor Pertanian

Jakarta – Wakil Menteri Pertanian, Dr. Rusman Heryawan secara khusus meminta dukungan kementerian perdagangan dalam menggerakkan pertumbuhan sektor pertanian khususnya pada empat komoditi yaitu komoditi tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan. Hal tersebut disampaikan Wamentan pada acara Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2012 di Jakarta (7/3/2012).
Menurut Wamentan, komoditi tanaman pangan membutuhkan dukungan manajemen stok untuk konsumsi industri pangan dan pakan, kebijakan fiskal terhadap bea masuk produk tanaman pangan, promosi diversifikasi konsumsi pangan, pengawasan mutu beras yang beredar, dan perbaikan jaringan pemasaran jagung dari sentra produksi, serta fasilitasi pasar lelang jagung dan pengembangan resi gudang.
“Dengan dukungan tersebut, pasokan dan stok pangan masyarakat terutama saat menghadapi hari-besar nasional akan lebih terjamin, selain itu juga dapat menekan penyimpangan produk impor dan meningkatkan produk dalam negeri,” kata Wamentan.

Friday 13 January 2012

Kelinci, Alternatif Sumber Penganekaragaman Konsum Pangan

Dari  penelitian dan perhitungan ekonomis, ternyata kemampuan kelinci untuk menghasilkan daging adalah 20 kali lipat dibanding dengan sapi dalam kurun waktu yang sama”.  Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian dalam pembukaan Bogor Rabbit Festival,  Minggu, 8 Januari 2012.  Hadir dalam acara tersebut Kepala Badan Litbang Pertanian, anggota Komisi IV DPR RI, Bupati Phakpak Barat serta para peternak dan pengusaha kelinci.
Acara Bogor Rabbit Festival ini bertujuan untuk memperkenalkan budidaya dan manfaat dari kelinci, terutama untuk tujuan ekspor.  Pada acara tersebut juga diselenggarakan berbagai acara seperti pelatihan budidaya kelinci, demo masak berbahan kelinci, lomba mewarnai dan acara inti yaitu kontes kelinci.  Selain itu diadakan soft launching kelinci Reza yang merupakan silangan unggul.

Pengembangan Kedelai di Kawasan Lahan Hutan Jati : Upaya Kongret Mendukung Swasembada Kedelai 2014

Dengan produktivitas kedelai yang bisa mecapai 3 ton/ha, Menteri Pertanian  Dr. Suswono optimis sewasembada kedelai pada 2014 akan tercapai. Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Pertanian pada acara panen perdana kedelai disela-sela hutan jati di Desa Jenggrik, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi (9/1/2012).
Kementerian Pertanian menyerahkan  benih kedelai kelas FS sebanyak 3 ton kepada ketua Kelompok LMDH dari KPH Ngawi, Bojonegoro dan Blitar.  Pengembangan kedelai pada MH I (Oktober/Nopember – Januari/Februari) memiliki nilai strategis, karena dapat menghasilkan  benih sumber pada MH II (Februari-Mei).   Apabila sebagian hasil produksi (70% nya) tersebut dijadikan benih, maka dari luasan 8,5 ha akan diperoleh benih kelas SS sebanyak 8.500 kg yang dapat di tanam untuk luasan 213 ha, dan diperkirakan dapat menghasilkan benih ES sebanyak 213.000 kg. 
Menteri Pertanian mengharapkan agar para petugas perhutani dan petani LMDH mampu menerapkan teknologi budidaya kedelai di kawasan hutan dan akan memberikan tambahan produksi kedelai nasional.

Mentan : “Asal Mau Maka Kita Tidak Akan Kekurangan Pangan”

Pernyataan Dr, Ir. Suswono, Menteri Pertanian, tersebut disampaikan pada waktu Acara Panen Kedelai dan Temu Wicara di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Ngawi, Jawa Timur (9/1/2012). Menteri Pertanian menyatakan bahwa tahun 2014, swasembada kedelai harus dapat diwujudkan. Hal ini didasarkan pada potensi kawasan hutan milik Perhutani yang mencapai 1,6 juta ha yang dapat ditanami  dengan tanaman pangan dan potensi varietas unggul kedelai yang dapat mencapai 2,5 – 3 ton/ha. Jika 20 persen dari 1,6 juta ha lahan perhutani yang tersedia atau seluas 400.000 ha  untuk ditanami kedelai 2 x tanam setahun dengan dengan hasil rata-rata  2 ton/ha, maka akan diperoleh tambahan produksi kedelai sebesar 800.000 ton kedelai. Oleh karena itu, pemanfaatan lahan oleh petani pesanggem (penggarap kawasan hutan) yang dibantu Kementerian Pertanian dan Perhutani akan dapat membantu menjaga kawasan hutan serta menambah kesejahteraan petani dari tambahan pendapatan hasil tanaman pangan, termasuk kedelai. Namun demikian, Menteri Pertanian berpesan agar petani LMDH ikut menjaga dan merawat pohon hutan, khususnya pohon jati muda, disamping membudidayakan kedelai.

Harga Cabai Naik Tajam Akibat Cuaca Tidak Menentu

Pedagang makanan mencari siasat untuk tetap menggunakan cabai. Sebagian mencampurnya dengan bahan makanan lain agar volume tetap sama. Kenaikan harga cabai membuat mereka terdesak sehingga harus mengeluarkan biaya produksi lebih besar.
”Harga cabai sudah mahal. Saya harus mencampur sambal dari cabai dengan saus tomat kemasan biar tambah banyak. Kalau tidak saya campur begini, uang saya akan habis untuk beli cabai,” tutur Rohim (27), penjual bakso malang di Depok, Jawa Barat.
Rohim mengaku tak biasa melakukan hal itu jika harga cabai normal. Dengan campuran sambal dengan saus tomat kemasan itu, dia dapat memakainya sebagai bahan pelengkap bakso selama tiga sampai empat hari.
Saat ini, harga cabai di pasaran bahkan lebih tinggi daripada pendapatan bersih Rohim setiap hari, Rp 30.000 sampai Rp 50.000. Rohim membeli cabai rawit merah untuk campuran sambal. Sementara harga cabai rawit merah di pasaran kini menembus Rp 60.000 per kilogram untuk kualitas bagus.

Mentan Lantik Pejabat Eselon II Kementerian Pertanian



JAKARTA –Menteri Pertanian Dr. Ir. Suswono, MMA melaksanakan pelantikan dan serah terima jabatan kepada 4 Pejabat Eselon IIa Kementerian Pertanian di Auditorium Gedung F Kantor Pusat Kementerian Pertanian pada Senin (19/12).

Pada acara tersebut ditandatangani juga pakta integritas sebagai pedoman para pejabat eselon II Kementerian Pertanian dalam menjalankan tugasnya, yang antara lain berisi komitmen untuk berperan aktif melakukan pemberantasan KKN dan tidak melakukan perbuatan yang tercela serta menyimpang dari ketentuan yang berlaku. 

Wamentan: Ubah Mindset Baru Untuk Capai Surplus Beras 10 Juta Ton



Jakarta – Untuk mencapai surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Dr. Rusman Heriawan meminta agar seluruh jajaran Kementerian Pertanian merubah mindset-nya selama ini yaitu tidak hanya berkonsentrasi pada masalah peningkatan produksi saja tetapi juga dengan menurunkan konsumsi (diversifikasi). “Kalau kita hanya berusaha meningkatkan produksi, sementara konsumsi juga meningkat maka surplus beras 10 juta ton akan susah untuk dicapai. Selama ini roadmap kita jarang membahas tentang penurunan konsumsi,” jelas Wamentan saat melakukan penutupan acara Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2012 di Jakarta pada Kamis (12/1).
 

Ajang Forum Kehumasan Diharapkan Mampu Tingkatkan Kualitas SDM Humas

Bogor – Dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di lingkup Kementerian Pertanian,  Biro Umum dan Humas Setjen mengadakan kegiatan forum kehumasan. Forum ini dihadiri sebanyak 30 orang peserta terdiri dari  pelaksana maupun pejabat humas yang ada di lingkup Kementerian Pertanian dengan menyajikan materi acara antara lain pembahasan petunjuk pelaksanaan infrastruktur kehumasan Kementerian Pertanian dan cara menggunakan sarana dan prasarana kehumasan.