Wednesday 9 November 2011

NAD : Pasar Beras untuk Kesejahteraan Petani

Prof. (Riset) Dr. M. Husen Sawit, M.Sc  yang juga Ketua Forum Komunikasi Profesor Riset (FKPR) Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian menyarankan pembangunan pusat grosir penjualan beras dan produk turunannya kepada Pemerintah Aceh untuk dapat membantu peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani. Diharapkan, harga beras yang ditetapkan pedagang beras di Medan, tidak selalu merugikan petani Aceh. “Selain itu, untuk pemasaran beras kita harus memiliki rice milling yang modern dan skala besar agar nilai tambah beras dapat dinikmati masyarakat Aceh,” tambahnya.
Selama ini Aceh masih lemah dalam penguasaan pasar, sehingga peluang itu direbut pengusaha penggilingan padi di Medan. “Padahal, beras yang mereka produksi itu berasal dari luar Sumatera Utara, termasuk dari Aceh,” ujar Husen dalam acara seminar sehari yang diadakan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nangro Aceh Darusalam (NAD), Rabu (2/11) silam. Prof. Husen menyarankan, pemerintah provinsi atau kabupaten agar meningkatkan penampungan dan pengelolaan hasil panen hingga ke skala industri, agar petani tidak memasarkan padinya sendiri-sendiri.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPTP Aceh Ir. T. Iskandar, MSi mengungkapkan bahwa produksi padi Aceh secara umum telah meningkat dari 4,2 ton/ha menjadi 4,4 ton/ha, sementara hasil pengkajian BPTP Aceh di sentra-sentra produksi padi sudah mencapai 8-9 ton/ha. Dengan demikian, Iskandar optimis peluang Aceh masih terbuka lebar untuk menggenjot produksi padi. Tahun 2011 Aceh ditargetkan produksi gabah 1,7 juta ton GKG, namun hasil angka ramalan III Badan Pusat Statistik telah melampaui target yaitu 1,8 juta ton GKG. Disebutkan peningkatan dan pencapaian produksi tersebut erat kaitannya dengan penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi.
Sumber: Balai Pengkajian Teknologi Pertanain (BPTP) NAD

No comments:

Post a Comment