Thursday 27 October 2011

Dr. Haryono :”… diluar dugaan, INPARI 13 di Gunung Kidul mampu mencapai 10,5 ton.”

Dr. Haryono bersama-sama Sri Sultan HB ke X, Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan Bupati Gunungkidul yang didampingi Kepala BPTP DIY melakukan panen perdana varietas benih unggul INPARI 13 di Dusun Gelaran, Desa Bejihardjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul (25/10).  Hamparan sawah yang ditanami INPARI 13 itu diperkenalkan kepada petani melalui Model Pengembangan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi (MP3MI) yang bersebelahan dengan kawasan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT).
Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono dalam sambutannya menjelaskan kepada Gubernur DIY Sri Sultan HB X bahwa hamparan pertanaman padi varietas INPARI 13 tersebut merupakan varietas unggul baru hasil penelitian dari Badan Litbang Pertanian yang tahan terhadap serangan wereng coklat Biotipe I, 2 dan 3. Varietas baru yang berdasarkan perhitungan ubinan mampu menghasilkan 10,5 ton per ha itu, diperkenalkan melalui program MP3MI di kawasan Kabupaten Gunungkidul. Hamparan pertanaman tersebut bersebelahan dengan lokasi SL-PTT yang melibatkan petani yang memiliki sawah seluas 24 ha dan 1 ha Laboratorium Lapang. :”…. diluar dugaan, INPARI 13 di Gunungkidul mampu mencapai 10,5 ton, padahal berdasarklan deskripsi, potensi hasilnya hanya mampu 8  ton/ha “, tegasnya.
Dalam arahannya Gubernur DIY Sri Sultan HB X menegaskan bahwa para petani untuk bisa maju harus berkelompok, dan kalau sudah berkelompok bergabunglah menjadi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Setelah menjadi Gapoktan bentuklah koperasi, setelah terbentuk koperasi, nanti saya bantu modal pertamanya, tegasnya. Lebih lanjut disampaikan bahwa kalau sudah bergabung dalam koperasi, memudahkan untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal baru, termasuk varietas baru INPARI 13 dan sistem budidaya yang baru seperti Jajar Legowo.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang mewakili Menteri Pertanian memberikan arahan bahwa, memang tidak salah bila Kabupaten Gunungkidul tidak pernah tergeser sebagai penghasil padi terbesar di wilayah DIY.”………. padahal wilayah Gunungkidul dikenal “batu bertanah”, apalagi bila wilayah Gunungkidul kondisinya “tanah berbatu”, barangkali bisa menjadi lumbung pangan tingkat nasional, kalau kekompakan petaninya bisa dijaga, dan siap menerima inovasi baru, tegasnya.
Saat ini sebagian besar wilayah Kabupaten Gunungkidul masih mengalami kekeringan, tetapi Desa Beji Harjo masih bisa panen bahkan tiga kali setahun berkat pengairan yang diperoleh dari Goa Pindol yang tidak pernah kering meski musim kemarau tiba.

No comments:

Post a Comment