Thursday 27 October 2011

Rumah Pangan Lestari menjadi Primadona di HPS Gorontalo

Model Rumah Pangan Lestari (RPL) di tengah hamparan Gelar Teknologi pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) di Bone Bolango, Gorontalo, 18-22 Oktober 2011 merupakan salah satu kegiatan yang menjadi primadona, sarat manfaat dan langsung mengena pada sasaran. Badan Litbang Pertanian menampilkan RPL di Gelar Teknologi HPS yang memiliki sub tema ‘Pemberdayaan Keluarga untuk Mengatasi Harga Pangan Menuju Ketahanan Pangan’.
Konsep Rumah Pangan Lestari tidak sekedar pemanfaatan pekarangan. Empat prinsip RPL adalah: kemandirian pangan, diversifikasi pangan berbasis sumber pangan lokal, pelestarian sumber daya genetik pangan dan kebun bibit desa (KBD). Sinergi antar pendukung gelar teknologi telah mewujudkan contoh RPL yang mudah dipahami dan ditiru. Badan Litbang Kelautan dan Perikanan berkontribusi dengan teknik akuaponik. Menurut penelitinya teknik akuaponik mengintegrasikan teknologi pemeliharaan ikan sebagai basis pokok budidaya dimana air yang telah terpakai sebagai media penyubur pada penanaman sayuran karena air yang dialirkan mengandung pupuk NPK.
Pengunjung mendapat penjelasan dan peragaan tentang KBD, berbagai macam cara budidaya tanaman (bedengan, vertikultur, pot/polibag), budidaya ikan dalam kolam terpal, dan pemeliharaan unggas dan kambing dalam kandang, yang memudahkan peminat merancang penerapan RPL di mana saja kendati bangunan rumah dan kondisi halaman berbeda. Kebun bibit merupakan nyawa RPL, karena dari situlah distribusi benih/bibit berlangsung. Secara mudah, bibit diproduksi kemudian dikirim ke rumah-rumah.
Dalam kunjungannya ke Model RPL, Wapres beserta Ibu Herawati menyemai benih sayuran. Wapres menyatakan agar RPL ini bisa dikembangkan di mana-mana dengan benih yang kita produksi sendiri. Model RPL menjadi favorit kunjungan. Pengunjung berasal dari kalangan petani, penyuluh, pegawai Pemda, pelajar dari TK sampai SLTA, dan warga masyarakat. Pasca HPS, Model RPL selayaknya dilanjutkan sebagai percontohan dan lokasi tersebut menjadi objek agrowidyawisata.
Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

No comments:

Post a Comment