Tuesday 11 October 2011

Fokus Inisiatif Sektor Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan Indonesia Terkait Amaf Ke-33

Berkaitan dengan kesepakatan APTERR, Indonesia mendukung penuh dan telah sama-sama menandatangani kesepakatan tersebut.  Merespon mandat yang diberikan para pemimpin ASEAN pada ASEAN Summit ke-18 bulan Mei 2011 di Jakarta, Indonesia mengingatkan perlunya pengkajian lebih lanjut ide memperluas APTERR untuk komoditas selain beras dan pemanfaatan APTERR untuk mengatasi masalah volatilitas harga.

Berkaitan dengan Global Rice Science Partnership (GRiSP), Indonesia menawarkan Balai Besar Penelitian Padi di Sukamandi untuk dapat dimanfaatkan sebagai sarana penelitian padi lingkup ASEAN.  Tawaran tersebut mendapat apresiasi positif dari Negara anggota ASEAN dan IRRI.

Dalam rangka meningkatkan program penelitian dan pengembangan (Litbang) pertanian lingkup ASEAN, Indonesia mengusulkan inisiatif untuk meningkatkan keterkaitan Litbang lingkup ASEAN dengan berbagai komoditas dan bidang masalah.

Indonesia memperoleh kepercayaan dengan disetujuinya kembali Laboratorium Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Kementerian Pertanian yang berlokasi di Gunung Sindur, Bogor sebagai Laboratorium rujukan ASEAN untuk sejumlah vaksin hewan, seperti: Newcastle Disease Vaccine, Infectious Coryza Vaccine, dan Fowl Cholera Vaccine.

Terkait dengan program pengembangan bio-energy, Indonesia menekankan untuk lebih mengutamakan pemanfaatan biomass dari sector kehutanan dan limbah pertanian. Dengan demikian, pengembangan bio-energy tidak menyebabkan kompetisi dengan pemenuhan kebutuhan pangan.

Terkait sektor kehutanan, Indonesia sepakat untuk membentuk ASEAN-Korea Forest Cooperation (AFOCO) dimana draft agreement AFOCO tersebut dapat ditandatangani pada ASEAN Summit ke-19 bulan November 2011 di Bali.  Indonesia juga mengusulkan posisi bersama ASEAN di bidang climate change REDD+ untuk dibawa ke Sidang COP yang akan datang.

Sektor kehutanan pada agenda Sidang AMAF ke-33 mendapat tempat tersendiri karena tahun 2011 bertepatan dengan ASEAN merayakan Tahun Kehutanan Internasional.  Dengan perayaan tersebut, diharapkan turut mendorong kinerja sektor kehutanan ke depan.  Indonesia disetujui pula sebagai lead country dalam pengembangan ASEAN Mangrove Network (AMNET).  Selain itu, semua Negara ASEAN menyatakan komitmennya untuk sungguh-sungguh mewujudkan Social Forestry Network dalam pengelolaan hutan lestari.

Terkait dengan Resolution on Sustainable Fisheries for Food Security on the ASEAN Region towards 2020, perikanan budidaya di Indonesia akan dikembangkan lebih jauh sebagai penghasil produk perikanan terbesar untuk mendukung ketahanan pangan di kawasan ASEAN.  Selanjutnya mengingat potensi sumberdaya perikanan yang sangat besar di kawasan ASEAN, Indonesia mengusulkan dibentuknya ASEAN Senior Official on Fisheries (ASOFi).  SOM AMAF memahami perlunya forum tersebut, namun meminta dikaji lebih lanjut pada tingkat Working Group yang relevan.

No comments:

Post a Comment