Friday 21 October 2011

KERAGAAN PRODUKSI DAN PEMASARAN KAKAO DI LAMPUNG

KERAGAAN PRODUKSI DAN PEMASARAN KAKAO DI LAMPUNG

Slameto

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
Jl. Hi. Z.A. Pagar Alam No.1 A. Rajabasa, Bandar Lampung

ABSTRAK

Lampung merupakan daerah potensial untuk pengembangan komoditas kakao karena sumberdaya alam, kondisi sosial budaya yang mendukung. Luas areal dan produksi kakao cenderung mengalami peningkatan, disisi lain produktivitasnya masih rendah. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi dan bentuk pemasaran kakao yang belum teridentifikasi merupakan permasalahan dalam usaha pengembangan kakao rakyat. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan menganalisis kinerja kelembagaan pemasaran kakao rakyat di Lampung. Analisis produksi didekati melalui fungsi produksi Cobb Douglas, sedangkan kinerja pemasaran dianalisis dengan melihat struktur, perilaku dan keragaan pasar. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) pada sentra pengembangan komoditas kakao yang meliputi wilayah Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kabupaten Tanggamus. Sampel petani diambil secara acak sederhana (simple random) sebanyak 160 petani, sampel pedagang diambil secara sengaja (purposive) sebanyak 18 pedagang pengumpul tingkat desa, 8 pedagang pengumpul tingkat kecamatan, dan 3 pedagang besar. Hasil penelitian menunjukkan produksi kakao rakyat sangat dipengaruhi oleh input tenaga kerja, pupuk kandang, pestisida, luas lahan, jumlah dan umur tanaman kakao, serta penggunaan klon unggul. Faktor produksi tersebut menunjukkan arah tanda positif. Kinerja pemasaran kakao rakyat di Lampung cenderung belum begitu baik, yang diindikasikan dari : (1) struktur pasar yang cenderung berada pada kondisi pasar oligopoli; (2) perilaku pasar yang terjadi kecenderungan transaksi pada pedagang yang sama, harga yang cenderung ditentukan oleh pedagang, belum dipatuhinya grading dan standardisasi produk ; (3) keragaan pasar yang belum baik dimana hubungan antara pasar lokal (petani) sebagai produsen dan pasar acuan (eksportir) yang cenderung kurang padu sehingga harga yang terjadi tidak ditransmisikan secara sempurna pada tingkat petani. Kebijakan dimasa mendatang bagi pengembangan kakao rakyat di Lampung sebaiknya diarahkan pada usaha intensifikasi dalam berproduksi, penggunaan klon unggul harus disosialisasikan, penggunaan input berupa pupuk kandang, pestisida dioptimalkan yang akan meningkatkan produktivitas. Pemerintah perlu memfasilitasi kebijakan informasi harga kepada petani kakao untuk mengatasi terjadinya senjang harga kakao. Perlu kebijakan regulasi standardisasi mutu produk kakao.

Kata kunci : produksi, pemasaran, kakao

No comments:

Post a Comment